Yaelah.. Beli Alat Keruk Sungai Rp 12 M, Ternyata tak Maksimal
jpnn.com - SAMARINDA - Plt Kabid Penanggulangan Banjir Dinas Bina Marga dan Pengairan Samarinda Rosnayadi Novida mengatakan, watermaster alias alat keruk sungai bakal dievaluasi lagi.
Pasalnya, alat keruk yang dibeli dari Finlandia itu dianggap tak maksimal. Padahal, alat tersebut dibeli seharga Rp 12 miliar. Tak heran, wacana ditender ke pihak ketiga pun mengemuka.
Pekerjaan terakhir yang dilakukan adalah normalisasi Karang Mumus di Gang Nibung dekat Pasar Segiri Samarinda. “Di sana hampir selesai,” ujar Novida beberapa waktu lalu.
Selama ini, pekerjaan watermaster dilaksanakan secara swakelola atau belum dijadikan proyek yang ditender untuk pihak ketiga. Novida mengakui, ada wacana menjalin kerja sama dengan pihak ketiga untuk menggarap proyek pengerukan lebih masif lagi.
“Memang kemampuan alat kami kurang. Misalnya, mau mengeruk Karang Mumus tapi alat kami tidak cukup, baru kami proyekkan,” kata Novida. (hdd/waz/jos/jpnn)
SAMARINDA - Plt Kabid Penanggulangan Banjir Dinas Bina Marga dan Pengairan Samarinda Rosnayadi Novida mengatakan, watermaster alias alat keruk sungai
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Masa Cuti Kampanye Berakhir, Aep Syaepuloh Kembali Jabat Bupati Karawang
- Disapu Banjir Bandang, 10 Rumah di Tapsel Sumut Hanyut
- Heboh Anggaran Belanja Gamis & Jilbab Senilai Rp 1 M Lebih di Kabupaten Banggai
- Kunker ke Riau, Menteri Hanif Faisol Tutup TPA Liar di Kampar
- 209 Warga Terdampak Pergerakan Tanah di Kadupandak Dievakuasi
- Ombudsman Minta Polda Sumbar Ungkap Motif Kasus Polisi Tembak Polisi Secara Transparan