Yaelah.. Beli Alat Keruk Sungai Rp 12 M, Ternyata tak Maksimal
jpnn.com - SAMARINDA - Plt Kabid Penanggulangan Banjir Dinas Bina Marga dan Pengairan Samarinda Rosnayadi Novida mengatakan, watermaster alias alat keruk sungai bakal dievaluasi lagi.
Pasalnya, alat keruk yang dibeli dari Finlandia itu dianggap tak maksimal. Padahal, alat tersebut dibeli seharga Rp 12 miliar. Tak heran, wacana ditender ke pihak ketiga pun mengemuka.
Pekerjaan terakhir yang dilakukan adalah normalisasi Karang Mumus di Gang Nibung dekat Pasar Segiri Samarinda. “Di sana hampir selesai,” ujar Novida beberapa waktu lalu.
Selama ini, pekerjaan watermaster dilaksanakan secara swakelola atau belum dijadikan proyek yang ditender untuk pihak ketiga. Novida mengakui, ada wacana menjalin kerja sama dengan pihak ketiga untuk menggarap proyek pengerukan lebih masif lagi.
“Memang kemampuan alat kami kurang. Misalnya, mau mengeruk Karang Mumus tapi alat kami tidak cukup, baru kami proyekkan,” kata Novida. (hdd/waz/jos/jpnn)
SAMARINDA - Plt Kabid Penanggulangan Banjir Dinas Bina Marga dan Pengairan Samarinda Rosnayadi Novida mengatakan, watermaster alias alat keruk sungai
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- 8 Daerah di Sumsel Menetapkan Kepala Daerah
- Farhan Ungkap Rencana Revitalisasi Teras Cihampelas yang Terbengkalai
- Sertijab Wakapolda Riau dan PJU, Irjen Iqbal Ingatkan Komitmen Melayani Masyarakat
- Pembobol Kantor KUA TPK Ditangkap, Tuh Tampangnya
- 3 Rumah Rusak Tergerus Tanah Longsor di Lombok Timur
- Banjir Masih Merendam Dua Ruas Jalan di Jakbar