Yafira 1.5

Oleh: Dahlan Iskan

Yafira 1.5
Dahlan Iskan. Foto: Disway.id

Di musim hujan seperti ini memang tidak ada yang bisa ditanam di situ kecuali ikan. Genangan air terlalu besar di kawasan ini. Boleh dikata, air hujan dari seluruh Lamongan parkir di sini. Itu bukan genangan masa lalu. Itu genangan sampai masa kini.

Baru di musim kemarau, petani justru bisa menanam padi.

Tambak di kawasan Turi ini khas: tambak hybrid. Ikan dipelihara bersama dengan udang. Udangnya pun sudah udah masa kini: udang vaname. Yang lebih tahan penyakit.

Tentu banyak parit di kawasan ini, dengan jembatannya yang tinggi. Sesekali terdengar bunyi bagian bawah mobil memukul beton jembatan.

Tambak, desa, tambak, desa.

Silih berganti. Ini tambak tradisional. Banyak pohon pisang di tanggul-tanggul tambak itu.

Begitu masuk desa Keben saya terpana: terlihat ada gedung modern yang masih baru. Berarti itulah gedung tinggi yang mengundang saya.

Saya berhenti mendadak di jalan sempit itu. Bagus sekali kalau bisa memotret gedung tersebut dari kejauhan: dengan latar depan rumah pedesaan dan air tambak. Terasa kontras sekali: tradisional dan modern jadi satu.

Gedung baru Yafira 1.5 hanya 300-an meter dari rumah orang tuanya itu. Usaha digitalnya berkembang pesat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News