Yafira 1.5
Oleh: Dahlan Iskan
Di atas lantai tiga itu untuk gym (beratap) dan kolam renang menghadap langit. Semua itu untuk karyawannya: kini lebih 100 orang.
Rumah-rumah desa di sebelah-sebelahnya kini ikut berubah. Menjadi rumah modern: untuk kos-kosan karyawan Yafira.
Gedung baru Yafira 1.5 hanya 300-an meter dari rumah orang tuanya itu. Usaha digitalnya berkembang pesat. Satu kantor tidak lagi cukup. Jack sebenarnya ingin membangun gedung yang megah dan tinggi. Seperti di kota besar. Tapi itu memakan waktu lama. Ia perlu tambahan kantor mendesak.
Sebagai ''jalan tengah'' Jack membangun dulu Yafira 1.5. Berarti kelak akan ada Yafira 2.0 yang megah. Dan seterusnya.
Saya diperkenalkan dengan adiknya yang cantik itu: Masuliyah Azaliyatul Afidah. Dipanggil Aza. Umurnyi baru 20 tahun. Masih di semester 4 teknik perminyakan (Geologi) Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Aza menjabat direktur di Yafira. Satu-satunya direktur. Jack sendiri tidak menjabat apa-apa. Ia pendiri dan otaknya. Jack sangat mencintai adiknya itu. Ia yang membiayai sang adik kuliah di Gadjah Mada. Ia juga yang menginginkan agar si adik lebih maju dari dirinya.
Aza. Wanita. Di desa. Umur 20 tahun jadi direktur perusahaan digital yang maju.
Saya mengaku kalah melihat Jack di desa Lamongan ini. Beda umur ternyata beda pandangan dalam berbisnis. Ia kembali ke desa. Ia berkembang begitu pesat. Ia begitu memikirkan keluarga.