Yahya Zaini: Izin Edar Obat Covid-19 Temuan Unair, BIN, dan TNI AD Harus Dipercepat
jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR Yahya Zaini meminta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mempercepat penerbitan izin edar obat COVID-19 hasil penelitian Universitas Airlangga (Unair), Badan Intelijen Negara (BIN) dan TNI Angkatan Darat (AD).
"Kami selalu mendorong BPOM mempercepat prosesnya, terutama penemuan-penemuan untuk pengobatan Covid-19. Baik obat terkait Unair ini maupun herbal," kata Yahya Zaini di Jakarta, Minggu (16/8).
Lazimnya, kata politikus Golkar itu, izin produksi dan edar dari BPOM dikeluarkan 20 hari setelah pengajuan. Tetapi yang terkait COVID-19, diharapkan prosesnya cepat karena obat itu dinanti masyarakat.
"Dengan adanya obat ini diharapkan dapat menekan angka kematian. Jadi, saya akan menemui langsung Kepala BPOM untuk meminta izinnya dapat dikeluarkan," ucap Yahya.
Yahya juga memberikan apresiasi karena tim dari Unair, BIN dan TNI AD menemukan kombinasi obat yang merupakan racikan dan telah melalui berbagai tahapan uji klinis dalam waktu relatif singkat yakni 6-7 bulan.
Dia bahkan mengikuti dari awal prosesnya. Termasuk ketika pengajuan izin uji klinis ketiga, Yahya mendorong dan meminta BPOM memprosesnya dengan cepat, dan izinnya keluar setelah dua minggu.
"Uji klinisnya cepat karena kerja sama dengan TNI AD, satu klaster barunya itu Secapa AD di Bandung. Jadi syaratnya 600 orang, ternyata lebih 700 orang yang sudah mengikuti uji klinis tahap ketiga," ujar Yahya.
BACA JUGA: Kecelakaan Maut Honda Jazz vs Truk di Jalinsum, 3 Wanita Cantik Tewas di Tempat, Lihat Mobilnya
Komisi IX DPR mendorong BPOM mempercepat perizinan agar obat COVID-19 hasil penelitian tim Unair, BIN dan TNI AD bisa segera diproduksi dan diedarkan.
- Obat Anti-Covid Molnupiravir Dijual di China, Harganya Lumayan Juga
- Made in China, Obat Covid-19 Ini Dijual Rp 659 Ribu per Botol
- Pfizer Akui Obat Covid-19 Buatannya Tidak Mampu Mencegah Infeksi
- Biotek Farmasi Ingatkan Masyarakat untuk Menjaga Kesehatan di Masa Pandemi
- UNICEF Borong Obat Covid-19 untuk Bantu Negara Miskin, Pfizer Sembunyikan Keuntungan
- China Akui Keampuhan Obat Covid-19 Amerika, Pesan 21 Ribu Boks