Yakin Ada Tujuh WNI Disandera Abu Sayyaf? Kapolri Saja Belum Percaya

jpnn.com - JAKARTA - Tujuh warga negara Indonesia (WNI) asal Samarinda dikabarkan telah diculik dan disandera kelompok militan Abu Sayyaf. Mereka merupakan anak buah kapal (ABK) TB Charles.
Namun, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengaku belum bisa memastikan keabsahan informasi itu. Sebab, sebelumnya ada kabar palsu alias hoax tentang 13 WNI yang diculik kelompok Abu Sayyaf. Sebab, kabar itu hanya modus penipuan.
"Masih dilakukan penelitian kebenarannya apa betul. Karena kemarin yang dibilang 13 (yang disandera) itu setelah kita cek ternyata tidak benar. Oleh karena itu kita harus cek kembali tentang tujuh orang itu, apa benar disandera Abu Sayyaf," ujar Badrodin saat dikonfirmasi, Kamis (23/6).
Sejauh ini, kata Badrodin, intelijen sudah dikerahkan untuk mengorek lebih jauh tentang kebenaran kabar tersebut. Karenanya sampai saat ini, Barodin belum mau berkomentar sebelum semuanya jelas.
"Sehingga nanti langkah-langkah yang dilakukan bisa direncanakan dengan baik. Sampai sekarang belum. Saya belum terima laporan, nanti saya akan cek," tandas Badrodin.
Kabar penculikan muncul pertama kali dari salah satu keluarga ABK TB Charles yang ditelepon oleh seseorang yang mengaku dari kelompok Abu Sayyaf. Sang penelepon mengklaim telah menyandera ABK TB Charles dan meminta uang tebusan.
Tapi setelah ditelusuri, PT Rusianto Bersaudara selaku operator TB Charles memastikan kabar itu hanya hoax. Sebab, TB Charles besertakrunya dalam kondisi baik-baik saja dan hendak berlabuh di Tarakan.(Mg4/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Ustaz Cholil Bicara tentang Islam dan Pertambangan Berkelanjutan
- Resmi Diperkenalkan, Evowaste Diharapkan Jadi Solusi Permasalahan Sampah
- Pengamat: Pemberantasan Korupsi Indonesia Tak Lebih dari Sandiwara
- Wakil Ketua MPR Ingatkan Potensi Peningkatan Pekerja Anak Harus Segera Diantisipasi
- Menhut Sebut Sorgum Tanaman Ajaib untuk Ketahanan Pangan
- Aturan Tunjangan Sertifikasi Langsung Ditransfer ke Rekening Bikin Guru Sumringah