Yan Cristian Arebo Angkat Bicara Soal Kontroversi Hari Integrasi Papua ke NKRI
jpnn.com, JAYAPURA - Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPN) Pemuda Adat Papua Yan Cristian Arebo angkat bicara soal kontroversi 1 Mei.
Selain hari buruh internasional (May Day), 1 Mei oleh kelompok prokemerdekaan sebagai peringatan Hari Aneksasi atau pencaplokan Papua.
Namun sebaliknya bagi pemerintah dan masyarakat pro NKRI menganggap setiap 1 Mei diperingati sebagai Hari Integrasi Papua ke dalam bingkai NKRI.
"1 Mei Hari Integrasi Papua ke Indonesia, hal ini sudah tidak bisa dibantah ataupun diubah lagi karena sudah tertuang dalam Penentuan Pendapat Rakyat atau PEPERA," tegas Yan Cristian Arebo ketika ditemui di Jayapura, Senin (11/4) pagi.
Dia pun menilai proses integrasi Irian Barat ke dalam NKRI tidak terlepas dari berbagai persoalan dan konflik yang terjadi antara Indonesia dan Belanda yang pada saat itu masih menguasai Irian (Papua).
"Perundingan antara Indonesia dan Belanda yang kita kenal sebagai Konferensi Meja Bundar (1949) hingga sampai kepada New York Agreement (1962) yang menjadi titik terang Integrasi Irian Barat masuk ke Indonesia," ujarnya.
Ditanyakan soal masih adanya kelompok yang gencar menyuarakan 1 Mei sebagai hari aneksasi atau pencaplokan Papua oleh NKRI, seperti KNPB dan kelompok-kelompok separatis lainnya, Yan menjawab mereka tidak paham sejarah.
“Sejarah jangan diputar balik, orang-orang tua kita yang menjadi pelaku sejarah pejuang PEPERA telah menyatakan diri bergabung dengan NKRI pada masa itu pada 1 Mei 1963 melalui Pepera," tegasnya kembali.
Ketua DPN Pemuda Adat Papua Yan Cristian Arebo angkat bicara soal kontroversi Hari Integrasi Papua ke NKRI yang diperingati setiap 1 Mei. Simak pernyataannya
- Arus Mudik Nataru, KM Labobar Angkut 20 Ribu Penumpang di Papua
- Tolak Program PSN Baru, Senator Paul Finsen Mayor Minta Presiden Tinjau Ulang
- Layanan Inklusif Taspen Menjangkau Peserta hingga Wilayah Terluar
- Spanduk dan Penyanderaan Karyawan PT MEG oleh Warga Rempang Jadi Latar Belakang Konflik
- Daftar UMP 2025 di 30 Provinsi, Papua Tertinggi Kedua Setelah Jakarta, Silakan Cek
- Sakit Hati Memuncak, Istri Bongkar Aib Calon Wakil Gubernur Papua Jeremias Bisai