Yang Mangkal Diistilahkan KW, Panggilan Disebut Super
Kamis, 07 Februari 2013 – 23:45 WIB
Tak bisa dipungkiri, faktor ekonomi membuat banyak orang sering mengambil jalan pintas. Tuntutan hidup dengan biaya yang tinggi di Manado, membuat mereka rela mengambil jalan pintas.
Kebutuhan mereka akan uang, membuat mereka terjerat dalam bisnis haram ini. Uang yang mereka dapat, kebanyakan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Ada untuk uang kos, beli kosmetik, dan ada juga untuk memenuhi kebutuhan anak-anak, dan untuk membantu orang tua. Selain itu, ada juga yang menggunakan uang untuk membeli kebutuhan-kebutuhan sekunder yang tidak mereka dapatkan di rumah. Seperti handphone, perhiasan, pakaian mahal, tas bermerek, dan sepatu yang bagus.
Diketahui, WTS yang sering mangkal di lokasi ini, datang dari berbagai daerah di Sulut. Ada dari Minahasa Raya, Bolaang Mongondouw, Siau, Sangihe, dan dari Manado sendiri. Status mereka pun berbeda-beda. Ada yang sudah menikah tapi cerai, ada yang sudah punya anak tapi tidak ada suami, dan ada yang masih single. Rata-rata umur mereka berkisar 18-30 tahun.
Ketika disinggung dengan efek yang akan diterima, itu dianggap sebagai angin lalu. Penyakit AIDS yang sewaktu-waktu dapat menyerang mereka, tidak dipedulikan. Dikucilkan di masyarakat dan keluarga pun tak dihiraukan. “Untuk melindungi diri, kami biasanya menggunakan alat kontrasepsi. Dikucilkan dalam masyarakat, itu yang kami takuti. Namun sejauh ini, keluarga bahkan masyarakat di tempat tinggal kami, tidak tahu kami bekerja sebagai WTS,” kata mereka.
JARUM jam di tangan kiri sudah menunjukkan pukul 01.13 Wita. Hembusan angin malam itu, serasa menusuk sampai ke sumsum tulang. Ditambah hujan yang
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408