Yang Sukses dan Gagal di Kompetisi Eropa

Yang Sukses dan Gagal di Kompetisi Eropa
Pelatih Inter Milan Jose Mourinho yang terharu saat merayakan sukses kedua timnya musim ini. Foto: AFP Photo/Vincenzo Ponto.
Sukses yang dicapai Sevillla di Liga Spanyol, dengan kepatian masuk zona Liga Champions, juga disebut-sebut sebagai kado manis buat pelatih Antonio Alvarez. Pasalnya, Alvarez baru mulai melatih Sevillistas - sebutan Sevilla - sejak akhir Maret lalu, menggantikan Manolo Jimenez yang gagal menjaga konsistensi Sevilla. Saat ia datang, Sevilla gagal menang dalam lima laga terakhir dan terlempar ke peringkat keenam klasemen. Namun ternyata, dia kemudian mampu mengembalikan Kanoute dkk ke empat besar.

"Meraih tiket Liga Champions adalah mimpi kami sepanjang musim ini. Dan ketika laga tinggal menyisakan dua menit, kami hampir saja kehilangan harapan," ungkap Alvarez, sebagaimana dikutip AS. "Tapi pemain terus berjuang hingga menit terakhir, mereka tidak pernah kehilangan keyakinan, dan memenangkan hadiah terakhirnya," lanjut pelatih yang timnya juga kini bersiap tampil di final Copa del Rey itu.

Ada yang senang dengan segala kado manis dan kesuksesan, tentu ada juga yang tak senang. Tim-tim yang harus terkena degradasi karena berada di posisi empat hingga dua terbawah di klasemen akhir kompetisi negara masing-masing, adalah yang jelas-jelas paling merasakan pahit itu. Tapi itulah kompetisi. Ada yang kalah, ada yang menang. Ada yang sukses dan selalu pula ada yang gagal.

Ngomong-ngomong soal itu, sebenarnya gebyar persaingan di Eropa belum sama sekali berakhir total. Soalnya seperti telah dituliskan sebelumnya, memang masih ada setidaknya dua agenda penting lagi di kancah sepakbola antarklub benua putih itu pekan ini. Yang pertama adalah final Copa del Rey (Spanyol) pada Rabu (19/5) depan, yang bakal mempertemukan Atletico Madrid dan Sevilla, serta yang kedua yakni final Liga Champions UEFA, Minggu (23/5) dinihari WIB nanti, antara Bayern Munchen dengan Inter Milan.

PUBLIK pecinta sepakbola khususnya peminat liga-liga Eropa, bisa dikatakan sudah boleh menurunkan ketegangan perasaan mereka dalam mendukung tim

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News