Yang Tak Ikut Tour de Flores Pasti Rugi!
jpnn.com - FLORES - Pengurus Besar Ikatan Sepeda Sport Indonesia (PB ISSI) tak ragu melontarkan pujian terhadap penyelenggaraan Tour de Flores (TdF) 2016. Bagi otoritas tertinggi olahraga sepeda di Indonesia itu, Tour de Flores bukan sekadar olahraga adu cepat, tapi menjadi cara efektif untuk mengenalkan wisata.
Bagi PB ISSI, Tour de Flores bisa membuat nama Nusa Tenggara Timur mendunia. "Saat proposal dimasukkan, saya berfikir Tour de Flores adalah kejuaraan nasional. Namun, kenyataannya adalah kejuaraan internasional dan langsung masuk kalender UCI dengan kategori 2.2. Kejuaraannya sangat bagus, rapi, dan saya yakin ini bisa membuat nama Nusa Tenggara Timur cepat dikenal dunia," kata Ketua Umum PB ISSI Raja Sapta Oktohari, Senin (23/5).
Di mata putra Wakil Ketua MPR, Oesman Sapta Odang itu, nama Tour de Flores sudah sangat seksi. Memiliki singkatan yang sama dengan Tour de France, bagi dia, bisa menjadi keberuntungan bagi Tour de Flores sebagai sporting tourism event. Hal yang sangat masuk akal, mengingat Tour de France telah melintasi sejarah panjang dengan reputasi luar biasa. Saat ini, Tour de France bahkan sudah menjadi event balap sepeda terbesar di dunia. Namanya, identik dengan kejuaraan balap dunia paling prestisius, spektakuler, terbesar, dan ikonik.
Sejak digelar perdana pada 1903 silam, Tour de France telah mencatat banyak pencapaian dan efek ekonomis luar biasa bagi Eropa dan dunia. “Tour de Flores kalau disingkat kan TdF. Sama dengan Tour de France yang sudah mendunia. Mudah-mudahan dari kesamaan nama ini, Tour de Flores juga bisa menjadi kejuaraan balap sepeda yang ikonik dan memberi dampak ekonomis yang luar bagi Indonesia dan Asia,” harap Okto, sapaan akrab Raja Sapta Oktohari.
Nah, syarat untuk menjadi even balap sepeda yang ikonik dan prestisius tadi, menurut Okto, sudah dimiliki Tour de Flores. Sejak digelar 19 Maret 2016, Tour de Flores sudah dirancang seperti balap sepeda modern. Lombanya sudah terorganisasi apik. Jalan yang dilalui sudah mulus tanpa kerikil. Tim-tim Asia bisa dengan aman mengayuh sepedanya dengan iringan mobil pengawal dan tim pendamping.
Kawalan tim medis dengan mobil ambulans juga tak pernah henti mengiringi lomba balap sepeda yang berakhir di Labuan Bajo tersebut. Akomodasi, keamanan, keselamatan, dokumentasi, publikasi, mobilisasi massa, dan kegiatan pre-event, seperti festival budaya, baginya, sudah berstandar internasional.
“Saya mendapat laporan tim-tim Asia happy dengan penyelenggaraan Tour de Flores. Menurut mereka, balapan di Tour de Flores sangat menyenangkan. Rute yang dilalui sangat eksotis. Karenanya saya sangat berterima kasih kepada Kementerian Pariwisata, Pemprov NTT serta kabupaten/kota yang sudah bersusah payah menyelenggerakan even yang sangat keren ini,” tambah Okto.
Di TdF 2016, rider-rider tim Wisdom Hengxiang (Tiongkok), KINAN CT dan Team Ukyo (Jepang), LX IIBS CT dan Geumsam Insam Cello (Korea Selatan), Terengganu (Malaysia), 7-ElevenSava RBP CT (Filipina), Black Inc CT (Laos), Singha Infinite CT (Thailand), St. George Merida (Australia), Oliver's Real Food Racing (Australia), Swiss Wellness Team (Australia), Kenyan Riders Downunder (Kenya), serta Pegasus CT, Indonesia National Team, Prima Indonesia, SAKB, KFC CT, Custom Cycling Club dan BRCC (Indonesia) memang kerap diajak menjelajah rute-rute berpanorama eksotis.
FLORES - Pengurus Besar Ikatan Sepeda Sport Indonesia (PB ISSI) tak ragu melontarkan pujian terhadap penyelenggaraan Tour de Flores (TdF) 2016. Bagi
- Jaga Kesehatan Mata dengan Rutin Mengonsumsi 4 Makanan Ini
- 8 Khasiat Nangka, Aman Dikonsumsi Penderita Penyakit Ini
- 5 Khasiat Air Kunyit Campur Serai, Bikin Gula Darah Tetap Normal
- 6 Manfaat Biji Pepaya, Ampuh Jaga Kesehatan Ginjal
- 7 Makanan Ini Musuh Besar Penderita Diabetes
- 7 Makanan Pemicu Sembelit