Yang Vertigo dan Takut Ketinggian pun Sembuh
Minggu, 16 Juni 2013 – 06:35 WIB
Kami naik berbarengan dengan matahari yang menggeliat di kaki langit. Cahayanya memburatkan warna kencana. Kabut perlahan-lahan menyingkir, menampakkan pepohonan dan rumah yang bayangannya condong begitu panjang. Elok banget.
Begitu balon mengangkasa, segala ketakutan seakan lenyap. Sensasinya beda.
Begitu balon mengangkasa, segala ketakutan seakan lenyap. Sensasinya beda.
Tak ada getaran, entakan, dan glodakan seperti saat pesawat berlari di runway. Tak ada goyangan seperti saat pesawat ”menabrak awan” atau melewati turbulensi. Tak ada desau angin yang menggidikkan seperti ketika kita berdiri di tempat yang supertinggi. Tak ada goyangan meski kami sedang ada di keranjang yang bergantung pada balon.
Rasanya begitu smooth. Sunyi. Seperti kapas yang tertiup angin. Dan memang, saat itu kami benar-benar tertiup angin. Balon tersebut bisa berjalan dan melayang karena menunggang angin.
Lewat peranti seperti personal data assistant (PDA) atau komputer genggam yang muncul sekitar lima tahun lalu, Ben membaca angin. Kalau ingin ke utara, misalnya, dia mengubah ketinggian balon hingga mendapatkan angin yang mengarah ke utara. Ya, balon itu memang tidak bisa disetir belok kanan atau kiri. Itu diterangkan pula dalam video keselamatan yang ada di mobil antar jemput kami.
Lalu kenapa sama sekali tak terasa ada angin ketika di atas" Itu karena kami didorong angin sehingga kecepatan gerak kami sesuai dengan kecepatan angin. Kalau angin bertiup 10 kilometer per jam, balon juga bergerak dengan kecepatan itu.
Artinya, kecepatan relatif kami terhadap angin adalah 0 kilometer per jam alias rasanya tak ada angin. Ibaratnya sama seperti kalau Anda menyetir dengan kecepatan 80 kilometer per jam. Lalu di sebelah Anda ada kendaraan lain yang kecepatannya sama persis. Kalau saling memandang, rasanya kendaraan itu tidak bergerak, bukan?
Hingga mencapai ketinggian hampir 1 kilometer, perasaan kami tetap tenang. Rasanya, kami sudah percaya kepada Hot Air, perusahaan yang menerbangkan balon sejak 1996 di berbagai negara itu. Hot Air juga menerapkan prinsip keselamatan sesuai dengan Civil Aviation Safety Authority (CASA).
Setiap balonnya punya register khusus seperti pesawat. Pilotnya pun harus sudah mengantongi minimal 75 jam terbang pesawat sebelum mendaftar di Hot Air. Mereka menyebut diri sebagai perusahaan paling berpengalaman dan paling aman dalam bisnis balon udara.
Mengapung di udara dengan bergantung pada balon udara? Bagi sebagian orang, mendengarnya pun sudah bikin merinding. Padahal, sensasinya asyik banget.
BERITA TERKAIT
- Redakan Vertigo dengan Menggunakan 4 Pengobatan Alami Ini
- Detik-Detik Sopir Trans Semarang Meninggal Dunia di Terminal Mangkang, Saksi Melihat
- Kasus Balon Udara Meledak di Ponorogo, 14 Orang Jadi Tersangka
- Balon Udara Meledak di Ponorogo, 4 Remaja Mengalami Luka Bakar
- Balon Udara Jatuh di Mungkid Magelang, 5 Rumah dan Satu Mobil Rusak
- 6 Cara Alami Ini Ampuh Atasi Vertigo yang Menyerang Anda