Yani KAMI: Anak Cucu PKI Mengadakan Pertemuan
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Badan Pekerja Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia atau KAMI Ahmad Yani mengungkap soal kekhawatiran Jenderal (Purn) TNI Gatot Nurmantyo yang belakangan semakin gencar melontarkan istilah soal PKI Gaya Baru.
Menurut Yani, yang disampaikan oleh mantan Panglima TNI itu merupakan pengingat untuk bangsa ini tentang bagaimana bahayanya komunisme di Indonesia.
"Apa yang dikatakan Pak Gatot itu adalah dalam rangka, apalagi ini bulan September ya, ini mengingatkan masa lalu. Masa yang begitu kelam puluhan tahun yang lalu," kata Yani saat berbincang dengan jpnn.com, Jumat (25/9).
Masa kelam itu menurut Yani, saat terjadi pemberontakan atau pengkhianatan terhadap Pancasila sebagai falsafah bangsa yang menjadi kesepakatan bersama berbangsa dan bernegara pada 18 Agustus 1945.
Dia lantas menyinggung sejumlah upaya pemberontakan yang dilakukan PKI, yakni peristiwa Madiun dan yang terjadi di pada 1965. Kejadian itu menurutnya masih ada di dalam ingatan bangsa ini. Bahkan sekarang indikasi kebangkitan paham komunis dan partai terlarang itu kembali terlihat.
"Indikasi untuk membangkitkan paham komunis yang ditentang umat Islam, bahkan MUI seluruh Indonesia, ormas-ormas Islam dan lainnya adalah dengan diluncurkannya paket UU yang disebut RUU HIP yang sampai saat ini juga belum dicabut dari prolegnas, yang sudah ditentang habis," ucap Yani.
Mantan anggota Komisi III DPR ini bahkan melihat dengan jelas bahwa RUU HIP itu ingin merujuk pada Pancasila 1 Juni yang menurutnya belum menjadi kesepakatan berbangsa. Kemudian adanya diksi dan narasi yang ingin memeras-meras Pancasila menjadi Trisila dan Ekasila.
Politikus kelahiran Palembang ini juga menyoroti bagaimana sebuah lembaga bernama BPIP (Badan Pembinaan Ideologi Pancasila) akan diberikan kekuasaan yang besar melalui RUU BPIP. Dia bisa menjadi penafsir tunggal, menjadi peneliti tunggal sehingga Pancasila bisa dimiliki dan ditafsirkan oleh satu golongan.