Yani: Ruhut tak Bisa Kerja Kolektif
jpnn.com - JAKARTA - Anggota Komisi III dari Fraksi PPP, Ahmad Yani mengkritisi mekanisme penunjukan Ketua Komisi Hukum di DPR. Hal ini terkait dengan penugasan Ruhut Sitompul memimpin Komisi III oleh Fraksi Partai Demokrat.
"Mekanismenya penempatan anggota di alat kelengkapan itu hak mutlak fraksi tapi sebelum pelantikan minta persetujuan anggota dulu, tergantung nanti apakah Ruhut disetujui seluruh anggota komisi III atau tidak. Kalau tidak maka harus dipungut suara karena ini masalah orang," kata Yani di DPR, Selasa (24/9).
Yani juga secara tegas mengatakan bahwa sejak awal dirinya menolak model pemilihan ketua komisi berdasarkan keputusan fraksi mutlak, karena seharusnya ketua komisi dipilih dari dan untuk anggota, dan harus dikomunikasikan.
"Kalau mau sistem jatah, harus dikomunikasikan dari awal dan dapat persetujuan dari awal, lalu mengirim beberapa nama," jelasnya.
Namun terkait apakah dia setuju atau tidak Ruhut memimpin komisi III, Yani menjawab diplomatis. Menurutnya dalam konteks ini dia tidak bicara personal tapi lebih pada mekanisme dan tata tertib.
Bahkan menurut dia, bukan hanya proses pergantian Ruhut yang dipersoalkan tapi juga ketika Benny K Harman, maupun Gede Pasek Suardika sebagai Ketua Komisi III.
Soal kemampuan Ruhut, Yani juga mengatakan bahwa penilaian itu subjektif. Tapi pimpinan di komisi itu kolektif kolegial. "Dan apakah Ruhut bisa kerja kolektif dan kolegial, dia kan one man show sehingga tidak bisa kolektif kolegial, tapi kan bisa saja berubah karakternya," tandas Yani.(Fat/jpnn)
JAKARTA - Anggota Komisi III dari Fraksi PPP, Ahmad Yani mengkritisi mekanisme penunjukan Ketua Komisi Hukum di DPR. Hal ini terkait dengan penugasan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- KPK Tetapkan Gubernur Bengkulu Tersangka, Ada Uang Rp15 M, Peras untuk Pilkada
- Mensos Gus Ipul Beri Bantuan Biaya Perbaikan Rumah Kepada Korban Longsor di Padang Lawas
- ASR Komitmen Bangun Penegakan Hukum Transparan & Adil di Sultra
- Hendri Satrio jadi Ketua IKA FIKOM Unpad
- Info Terkini OTT KPK yang Menyeret Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah
- Pertamina Eco RunFest 2024: Carbon Neutral Event untuk Kampanye Sustainable Living