Yanuar Nugroho Pilih Tinggalkan Universitas Manchester saat Karir Bersinar

Ingin Ajak Anak Main Lumpur dan Mandi di Kali

Yanuar Nugroho Pilih Tinggalkan Universitas Manchester saat Karir Bersinar
DEMI NEGARA: Yanuar Nugroho di depan kantor barunya. Semangatnya kembali muncul. Foto: Dian Wahyudi/Jawa Pos
 

Yanuar berada di Inggris kali pertama untuk studi master pada 2000. Kemudian, lulus dengan predikat cum laude pada 2001. Saat itu tawaran beasiswa untuk melanjutkan program doktoral sudah langsung datang. Namun, karena sudah terikat kontrak dengan pemberi beasiswa sebelumnya, dia harus pulang lebih dahulu.   

 

Baru pada 2004 Yanuar kembali ke Inggris untuk mengambil program doktor di Universitas Manchester. Untuk menunjang biaya hidup selama kuliah, dia terpaksa harus bekerja. Sebab, sang istri yang diajak serta dan diharapkan bisa membantu bekerja ternyata sedang hamil anak pertama. Selain menjadi asisten profesor, Yanuar bekerja di sebuah toko besi untuk menambah pendapatan. Dia menjadi petugas sekuriti.

 

"Sekali-sekali ikut membantu ngangkut semen. Pokoknya pekerjaan saya tidak ringan dan bikin pusing," katanya, lantas tertawa.

 

Aktivitas kuliah sambil bekerja itu dilakoninya setahun. Baru pada awal 2005, setelah mendapat tambahan beasiswa dari salah satu lembaga di Swiss, kondisi keuangannya agak membaik. Meski tetap bekerja sebagai asisten profesor, dia tidak lagi menjadi satpam di toko besi.

Tinggal dan sukses berkarir di Inggris bisa jadi impian banyak orang. Tapi, Dr Yanuar Nugroho justru memilih pulang ketika karirnya sedang menanjak.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News