Yanuar Nugroho Pilih Tinggalkan Universitas Manchester saat Karir Bersinar
Ingin Ajak Anak Main Lumpur dan Mandi di Kali
Selasa, 29 Januari 2013 – 18:44 WIB

DEMI NEGARA: Yanuar Nugroho di depan kantor barunya. Semangatnya kembali muncul. Foto: Dian Wahyudi/Jawa Pos
"Sebenarnya hati ini gimana juga ya. Saya ini orang Indonesia, tapi kerjaannya kok mengurusi Uni Eropa, memajukan orang Eropa," ungkapnya mengisahkan proses pergulatan batinnya selama tinggal di Inggris.
Pada akhir 2009 Yanuar berhasil meraih capain lain di dunia akademis yang ditekuninya. Dia mendapat penghargaan sebagai akademisi terbaik di Manchester Business School. "Saat itu merupakan salah satu titik balik kehidupan saya," ujarnya.
Berawal dari penghargaan tersebut, dia kemudian didorong untuk ikut mengajukan program di Hallsworth Fellowship. Yakni, salah satu jalur bergengsi bagi para peneliti dunia untuk bisa mendapat fasilitas pendanaan melakukan riset tentang apa pun. Riset yang diajukan menyangkut perspektif ekonomi politik tentang inovasi akar rumput di Asia Tenggara.
"Pikiran saya, jika berhasil dapat ini, ini bisa jadi jalan mendekat ke Indonesia. Saya jual-jual kecap saja saat presentasi," beber Yanuar. Saat presentasi, dia mengatakan bahwa masa depan dunia sebenarnya bukan di Eropa, melainkan di Asia.
Tinggal dan sukses berkarir di Inggris bisa jadi impian banyak orang. Tapi, Dr Yanuar Nugroho justru memilih pulang ketika karirnya sedang menanjak.
BERITA TERKAIT
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara