Yasa Paramita Singgih, Usia 17 Sudah Pernah Rugi 100 Juta, Kini Sukses!
jpnn.com - DIA tak punya rasa takut, apalagi menyerah. Kata itu seakan sudah dibuang dari kamus hidup Yasa Paramita Singgih. Kini dia pun tercatat sebagai salah seorang pengusaha muda sukses di tanah air.
Yasa tidak akan melupakan pengalaman pada 2012 selama hidupnya. Saat itu bungsu tiga bersaudara tersebut merasakan pahitnya menjalankan bisnis. Dia sempat rugi berkisar Rp 100 juta. Padahal, sebelumnya Yasa terbiasa mengantongi omzet puluhan juta rupiah per bulan.
Menderita kerugian saat itu menjadi begitu berat bagi Yasa. Sebab dia harus berkonsentrasi menghadapi ujian nasional (unas) yang tentu menguras tenaga dan pikiran. ''Saat itu benar-benar ujian dalam hidup saya,'' kata pemuda kelahiran Bekasi, 23 April 1995, tersebut.
Yasa bercerita, pada awal 2012 bisnisnya berada di atas angin. Dia sukses meraup penghasilan puluhan juta rupiah per bulan dengan bisnis berjualan pakaian. Brand yang dipakai Men's Republic. Ketika itu godaan pun datang. Dia lantas mencoba peruntungan lain, yakni menjadi juragan kopi.
Pria berusia 20 tahun itu pun membuka kafe. Namanya Ini Teh Kopi di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Tidak lama berselang, dengan percaya diri, dia membuka cabang baru di Mal Ambassador Jakarta Selatan. Modalnya hanya satu. Nekat.
Sepuluh bulan sejak beroperasi, kafe di Kebon Jeruk tutup. Kafe di Ambassador pun hanya bertahan selama 20 hari. Total selama 10 bulan dia rugi Rp 100 juta. ''Susah ternyata ngurus dua bisnis secara bersamaan. Apalagi hanya modal nekat. Banyak action tanpa preparation juga salah. Bangkrutlah saya saat itu,'' tuturnya.
Tingkat stres semakin bertambah. Saat bangkrut, dia juga harus menghadapi unas. Meski demikian, pil pahit itu telah menimbulkan semangat baru. Yasa pun memulai kembali bisnisnya dari nol. ''Saya yakin, meski saya sudah rugi materi, tidak pernah rugi pengalaman. Prinsip saya, yakni victory loves preparation,'' ungkapnya.
(BACA: ndang Suryaman, Dirikan TK Gratis dari Penghasilan Juru Parkir)
DIA tak punya rasa takut, apalagi menyerah. Kata itu seakan sudah dibuang dari kamus hidup Yasa Paramita Singgih. Kini dia pun tercatat sebagai salah
- Kasus Hasto Bukan Politisasi, KPK Harus Berani Melawan Intervensi
- Libur Natal, ASDP Catat 206 Ribu Penumpang Tinggalkan Jawa Menuju Bali
- Banyaknya Kementerian Jangan Sampai Membuat Pelayanan Buruk
- Kenang 20 Tahun Tsunami Aceh, Mentrans Iftitah: Momen Penting dalam Bangun Indonesia
- Geger Mahasiswi Tewas Seusai Jatuh dari Lantai 2 Gedung di UPI Bandung
- Diduga tak Bisa Berenang, Dedi Irawan Tewas Tenggelam