Yawan Shuuu
Oleh: Dahlan Iskan
Masih ada pilihan lain: jadwalnya diperbanyak lagi. Dengan 28 kali sehari pemberangkatan baru terjadi tiap satu jam (antara pukul 06.00 sampai 21.00).
Masih bisa ditingkatkan menjadi setiap 30 menit. Yang Rp 100 miliar tadi bisa menjadi Rp 150 miliar atau Rp 200 miliar, bahkan masih bisa lebih sering lagi: tiap 15 menit. Kelak, menurut rencana, memang bisa menjadi 64 kali sehari.
Bisa pula diberi pilihan: yang dari Tegalluar tidak semua pakai berhenti di Padalarang. Bisa wuuuussss langsung Halim.
Minggu lalu saya dari Tianjin ke Beijing. Ada pilihan: pakai yang sekali berhenti atau yang nonstop. Saya tidak pilih-pilih. Tidak ada yang saya kejar.
Ternyata saya dapat Gaotie yang berhenti di kota kecil Langfang. Pertengahan antara Tianjin-Beijing. Berhenti satu menit di situ.
Biasanya saya pilih yang nonstop: 30 menit sampai Beijing. Mirip antara Halim-Padalarang. Untuk jalur Tianjin-Beijing pilihannya sangat banyak: tiap lima menit ada pemberangkatan Gaotie.
Kadang 4 menit sekali. Kalau pagi hari. Atau sore hari. Tengah hari menjadi tiap 8 menit sampai 10 menit. Pun malam hari.
Tianjin-Beijing adalah jalur kereta cepat paling padat. Ada yang khusus Tianjin-Beijing. Ada yang dari Shanghai pun berhenti di Tianjin. Pun yang dari Nanjing dan Hangzhou.