Yayasan Imdad Mustadh'afin, Mengelola Sekolah Gratis Bermodal Barang Bekas
Terima Koran Bekas hingga Dapat Hibah Apartemen
Rabu, 21 Maret 2012 – 00:21 WIB

BRIEFING : Sulistiyo sedang menceramahi tim Yasmin yang bertugas menjemput barang bekas dari rumah masyarakat, Sabtu (17/3) lalu. Foto : Hilmi Setiawan/Jawa Pos
Ada beberapa pertimbangan untuk menetapkan kadar kemiskinan keluarga calon siswa. Antara lain, pendapatan orang tua, tanggungan jumlah keluarga, dan usia kepala keluarga. Dalam perkembangannya, mereka juga bekerja sama dengan sejumlah remaja masjid (remas) untuk mengidentifikasi masyarakat miskin.
Kondisi rumah calon siswa sering menipu. Petugas survei pernah menjumpai masyarakat yang ngontrak di rumah petak kecil. Setelah ditelusuri, ternyata penghasilan keluarga itu besar.
Sebaliknya, ada masyarakat dengan rumah besar, tetapi ternyata rumah itu warisan, kepala keluarganya sudah manula, serta tanggungannya enam orang. Karena itu, anak keluarga tersebut diterima belajar gratis di Yasmin.
Sulistiyo mengatakan, menggerakkan pendidikan gratis untuk siswa miskin tidak akan sia-sia. Pendidikan bisa menjadi senjata bagi mereka untuk keluar dari kemiskinan. "Syukur-syukur dengan pendidikan berkualitas, mereka bisa berubah dari kaum mustahik menjadi muzaki (dari berhak menerima zakat menjadi wajib berzakat, Red)," papar dia.
Yayasan Imdad Mustadh"afin (Yasmin) memberikan pendidikan gratis untuk ratusan siswa. Yang menarik, duit untuk mengelola sekolah itu berasal
BERITA TERKAIT
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif