Yayasan Kitong International Tingkatkan Edukasi Pelestarian Gajah lewat Film
jpnn.com, JAKARTA - Perwakilan Yayasan Kitong International Andy Hutapea mengatakan pihaknya ingin mencoba memulai membangkitkan antusiasme masyarakat terhadap kelestarian gajah.
Dia mengungkapkan jumlah gajah Asia yang ada di Indonesia makin menurun setiap tahunnya, saat ini jumlahnya hanya 1.800 ekor.
“Saat ini kami ingin membangkitkan animo dan memulai suatu gerakan agar perhatian terhadap kelestarian gajah ini bisa mulai diangkat,” kata pria yang akrab disapa Nanda dalam pernyatannya melalui Zoom yang dikutip JPNN.com, Minggu (13/8).
Hal itu disampaikan dalam rangka memperingati hari gajah sedunia pada 12 Agustus dan acara tersebut akan dilaksanakan pada 26 Agustus 2023 di Jakarta.
Nanda menyebutkan salah satu upaya yang sedang diupayakan adalah dengan mengajak para pemangku kepentingan untuk tidak lagi menggunakan gajah sebagai objek pariwisata.
Perencanaan ini dilakukan dengan tujuan para turis hanya menikmati pemandangan alam, ragam budaya, dan sejarah Indonesia.
Dia menyebutkan pihaknya akan berkolaborasi bersama Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi) 56, Yayasan Generasi Lintas Budaya, Jaringan Pendamping Kebijakan Pembagunan (JPKP) dan para pemangku kepentingan akan menggarap sebuah film cerita untuk menjadi sarana kampanye konservasi dan penanganan isu terkait habitat para gajah.
Rencananya penggarapan film yang bertajuk 'Gajah Liar' ini akan dikerjakan bersama produser kenamaan asal Amerika Serikat (AS) Travis Cloyd.
Perwakilan Yayasan Kitong International Andy Hutapea mengatakan pihaknya ingin mencoba memulai membangkitkan antusiasme masyarakat terhadap kelestarian gajah.
- Yayasan Madani Berkelanjutan: Food Estate Berpotensi Merusak Ekosistem Hutan dan Alam
- Gajah RK
- Indonesia Bakal Suguhkan Pesona Alam, Budaya & Inovasi Terdepan di Ajang World Expo 2025 Osaka
- Peringati Hari Konservasi Alam, PDIP Gelar Seminar dan Berdialog dengan Pemulung
- Program Konservasi PHR Dinilai Sangat Strategis Bagi Pelestarian Gajah
- Peningkatan Perubahan Iklim, UNUSIA Gelar Kajian Mengenai Fikih Lingkungan