Yayasan Madani Berkelanjutan: Food Estate Berpotensi Merusak Ekosistem Hutan dan Alam

Cindy Julianty dari Working Group ICCAs Indonesia (WGII) menganggap program Food Estate gagal dalam menanggulangi isu ketahanan pangan dan banyak menimbulkan konflik. Salah satunya dengan masyarakat adat.
“Fakta empirik yang terjadi di Merauke saat ini ada lebih dari dua juta hutan yang merupakan bagian dari wilayah adat di masyarakat Malid, Maklew, Khimaima dan Yei yang dibabat habis untuk urusan food estate,” katanya.
Hutan merupakan sumber pangan alami masyarakat adat bahkan merupakan bagian dari tempat berkembangnya keanekaragaman hayati.
Cindy juga menyebutkan perlunya masyarakat berhati-hati melihat target restorasi hutan 12,7 hektar pada Pemerintahan Prabowo Subianto.
“Apakah angka ini tumpang tindih dengan wilayah adat dan wilayah kelola rakyat atau tidak? Apakah akan dilakukan melalui proses konsultasi dan FPIC, dan apakah masyarakat adat atau lokal menjadi penerima manfaat dari agenda restorasi ini?” kata Cindy.(mcr10/jpnn)
Direktur Eksekutif Yayasan Madani Berkelanjutan Nadia Hadad menyatakan Food Estate sebagai Proyek Strategis Nasional berpotensi merusak alam dan hutan
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul
- Petrokimia Gresik Siapkan Pupuk 431 Ribu Ton saat Lebaran, Stok Aman
- SPP Sragen Capai Kapasitas 120 Ton Per Siklus Selama Panen Raya, Dukung Ketahanan Pangan
- Wakaf Hutan Jadi Fokus Kemenag untuk Aksi Iklim, Ajak Masyarakat Berpartisipasi
- Super Tani Tawarkan Solusi Atasi Langkanya Pasokan Pupuk
- Ambiguitas Komitmen Iklim Para Pendana Infrastruktur Gas di Indonesia
- Menhut Sebut Sorgum Tanaman Ajaib untuk Ketahanan Pangan