Yenny Wahid: Garuda Indonesia Ikut Terpukul, Tiap Bulan Utang Bertambah Rp 1 Triliun

Sementara itu, melalui video di channel Yenny Wahid Official di YouTube, dia menjelaskan upaya-upaya yang telah dirancang dan dilakukan demi menyelamatkan Garuda.
Dalam video itu pula, Yenny menyebut bahwa Garuda Indonesia terus berupaya bertahan di tengah hantaman pandemi Covid-19 bagaimanapun caranya. Terlebih, maskapai tersebut sejak awal memang masih sangat terbebani oleh utang.
"Sejak pandemi, utangnya menjadi lebih bertambah lagi. Setiap bulannya bahkan ada penambahan utang Rp 1 triliun, seiring dengan penundaan pembayaran dan minusnya pendapatan Garuda Indonesia setiap bulannya," beber Yenny.
Putri kedua dari mendiang Presiden Keempat RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu menyebut berdasarkan catatan Garuda Indonesia, pada Mei 2021 saja, pendapat maskapai itu mengalami minus USD 60 juta atau sekitar Rp 860 miliar.
"Meskipun mencatatkan pendapatan 56 juta dolar, namun pada saat bersamaan Garuda Indonesia harus membayar biaya sewa pesawat sebesar USD 56 juta, biaya perawatan sebesar USD 20 juta, biaya Avtur USD 20 juta, dan gaji pegawai sebesar USD 20 juta," tuturnya.
Sebagai komisaris independen, Yenny sebelumnya bersama jajaran komisaris lainnya dan direksi terus berupaya agar Garuda Indonesia tetap terbang walaupun dalam kondisi seperti sekarang.
"Dan tetap memberikan pelayanan terbaiknya. Apalagi, Garuda Indonesia selama ini telah banyak menorehkan prestasi," ujar Yenny Wahid. (fat/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Yenny Wahid meyakini jajaran komisaris dan direksi Garuda Indonesia lainnya bisa melanjutkan upaya yang telah dirancang untuk menyelamatkan maskapai pelat merah itu.
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam
- Serikat Karyawan Garuda Indonesia Desak Transparansi Manajemen
- Dinilai Menyebarkan Pesan Perdamaian, Yenny Wahid Terima Penghargaan
- Rekrutmen Eks Lion Air Picu Protes Keras dari Karyawan Garuda, Dinilai Tidak Transparan
- Jadi Komisaris Independen di BUMN, Aditya Mundur dari Jabatan Wali Kota Banjarbaru
- Lalu Ahmad Zaini Persilakan Pejabat yang Tak Mampu Bekerja Maksimal Mengundurkan Diri
- Sesal Kabur