Yenny Wahid: Ini Pengakuan Raja Salman
jpnn.com - jpnn.com - Direktur Wahid Institute Yenny Wahid menilai pertemuan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud dengan tokoh lintas agama di Jakarta, merupakan hal yang monumental.
Dalam pertemuan itu, ungkap dia, raja kelahiran 1935 itu menyatakan bahwa Saudi Arabia punya komitmen untuk terus mengukuhkan hubungan antar agama. Para tokoh lintas agama Indonesia juga menyampaikan harapan agar pertemuan semacam itu lebih sering dilakukan.
Presiden Joko Widodo, lanjutnya, juga menyampaikan bahwa toleransi dan harmoni ummat di Indonesia merupakan salah satu aset terbesar bangsa. Sebuah kontribusi negara berpenduduk muslim terbesar bagi perdamaian dunia.
"Pertemuan ini sangat historis. Dampaknya luar biasa dan global. Karena Raja Salman menerima perwakilan umat-umat beragama di Indonesia. Ini mengukuhkan kesan dunia kepada Indonesia sebagai negara yang mengedepankan toleransi," kata Yenny usai pertemuan di Hotel Rafles, Jakarta Selatan, Jumat (3/3).
Bagi perempuan pemilik nama lengkap Zannuba Arrifah Chafsoh Rahman Wahid, pertemuan tersebut merupakan pengakuan Raja Salman terhadap keberagaman di tanah air.
Apalagi, lanjutnya, Raja Salman mengapresiasi dan menekankan pentingnya dialog antara agama. Termasuk peran Indonesia bagi perdamaian dunia.
"Buat saya yang paling menarik ialah pengkuan Raja Salman atas kebinekaan Indonesia. Dan itu menjadi salah satu hal monumental dari kebudayaan Indonesia sendiri," sebut putri mantan Presiden Abdurrachman Wahid.(fat/jpnn)
Direktur Wahid Institute Yenny Wahid menilai pertemuan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud dengan tokoh lintas agama di Jakarta, merupakan
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam
- Yenny Wahid tak Setuju Wacana MLB NU
- Prabowo Singgung Usulan Gus Dur jadi Pahlawan Nasional, Begini Reaksi Yenny Wahid
- Prabowo Singgung Usulan Gus Dur Jadi Pahlawan, Yenny Wahid: Kami Menghargai
- Tiga Presiden
- Raja Salman Undang 50 Warga Negara Indonesia Naik Haji Gratis
- Yenny Wahid: Negara Harus Hadir untuk Semua Anak Bangsa, Bukan Hanya Anak 1 Keluarga