YLKI Desak Pemerintah Membongkar Dugaan Praktik Mafia Alkes Impor
jpnn.com, JAKARTA - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mendesak pemerintah membongkar adanya dugaan praktik mafia alat kesehatan (Alkes) impor. Pasalnya, hal tersebut menjadi penyebab rendahnya tracing Covid-19 dan mahalnya harga alat untuk tes PCR dan Swab Antigen.
“Aparat penegak hukum harus memberantas praktik impor Alkes PCR maupun Antigen karena ini kan masa pandemi jangan sampai dipolitisasi atau pun dibuat ladang bisnis,” tegas peneliti YLKI Agus Suyatno di Jakarta, Jumat (27/8).
Oleh karena itu, lanjut Agus, pemerintah harus segera membenahi dan menginvestigasi lebih jauh apakah memang benar ada mafia impor Alkes tersebut.
"Kalau memang terbukti dan kemudian diberikan pemerintah dan ini ujungnya meresahkan konsumen karena harganya lebih mahal harus ditindak tegas,” ucapnya.
Kendati demikian, pemerintah harus mempunyai kemauan politik agar lebih mudah dalam memberantas para mafia Alkes tersebut.
Menurut Agus, seharusnya pemerintah bisa mengembangkan produk anak bangsa agar harga PCR atau pun Antigen agar harganya lebih murah.
"Salah satu solusinya bisa mengembangkan produk anak bangsa yang mungkin lebih bisa murah dan ini tentu saja meringankan beban masyarakat karena akan menjadi kebutuhan masyarakat,” pungkas Agus.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan nantinya, beragam alat kesehatan dan obat-obatan juga bisa diproduksi di dalam negeri.
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mendesak pemerintah membongkar adanya dugaan praktik mafia Alkes impor.
- WPC dan GPA Serukan kepada Pemerintah untuk Turut Mengakhiri Polusi Plastik
- Tegas, YLKI Tolak Kenaikan PPN 12 Persen
- Harapkan Semua Target Prolegnas 2025 Tercapai, Sultan Siap Berkolaborasi dengan DPR dan Pemerintah
- PKN Membantu Pemerintah untuk Mengentaskan Masalah Stunting
- Simak, Lomba Karya Jurnalistik Bertema Wajah Hukum Pemerintahan Baru
- Hardjuno Pertanyakan Keseriusan DPR Perihal RUU Perampasan Aset