YLKI: Masyarakat Dukung Kawasan Dilarang Merokok
Kamis, 01 Desember 2011 – 15:41 WIB

YLKI: Masyarakat Dukung Kawasan Dilarang Merokok
JAKARTA – Pengurus Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengaku, dukungan masyarakat terhadap penegakan larangan merokok di tempat-tempat tertentu sangat kuat. Menurutnya, opini masyarakat konsumen terhadap kawasan tanpa rokok tercermin dalam berbagai survei YLKI pada tahun 2008, 2010 dan 2011. Yakni, kawasan merokok khusus di Jakarta, riset opini publik tentang pengendalian tembakau di Indonesia dan survei masyarakat Jakarta tentang Pergub Nomor 88 Tahun 2010 tentang Perubahan Pergub Nomor 75 Tahun 2005 tentang Kawasan Dilarang Merokok.
Dalam pasal 18 Pergub Nomor 88 itu menyatakan bahwa tempat atau ruangan merokok harus terpisah, di luar dari gedung serta letaknya jauh dari pintu keluar gedung. “Masyarakat mendukung kawasan dilarang merokok, karena asap rokok sesak nafas, bau, kepala pusing dan mata perih, dan lain-lain. Prioritas kawasan bebas rokok yaitu pusat pelayanan kesehatan, angkutan umum, tempat belajar mengajar, pusat belanja dan gedung kantor pemerintah atau gedung kantor swasta,” kata Tulus saat memberikan keterangan sebagai saksi fakta dalam pengujian Penjelasan Pasal 115 ayat (1) UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan di ruang sidang Mahkamah Konstitusi (MK), Kamis (1/12).
Baca Juga:
Dalam survei yang dilakukan YLKI pada 210 hotel dan restoran dengan melibatkan 420 responden yang terdiri dari tamu hotel dan restoran serta pengelola hotel dan restoran. Hasilnya 79 persen mendukung Pergub 88 pengaturan kawasan khusus merokok harus diluar gedung dan jauh dari pintu pengunjung. “Dari 197 responden perokok yang setuju 177 orang dan yang tidak setuju hanya 20 orang. Perokok juga setuju pengaturan kawasan merokok,” bebernya.
Sementara, Ketua Lembaga Menanggulangi Masalah Merokok (LM3) Fuad Baradja mengatakan, adanya aturan ruangan untuk merokok tidak efektif karena ruangan merokok dalam gedung tidak memberikan perlindungan bagi perokok pasif. “Orang yang berada dalam ruangan cenderung membuka dan menutup pintu ruangan merokok, sehingga asap rokok tetap mencemari udara disekitarnya. Makanya, aturan penyediaan ruangan khusus merokok tidak efektif,” katanya.
JAKARTA – Pengurus Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengaku, dukungan masyarakat terhadap penegakan larangan merokok di
BERITA TERKAIT
- Guru Vokalis Band Sukatani Dipecat, P2G Marah Besar
- Peduli Kesehatan Mental Pelaut, PIS Gandeng Federasi Internasional
- Lari jadi Tren di Masyarakat, Waka MPR: Harus Didukung Upaya Wujudkan Udara Bersih
- Pemprov Jateng Berkomitmen Berikan Tali Asih Bagi Anak-anak Penghafal Al-Qur'an 30 Juz
- Honorarium Honorer di Bawah Rp 500 Ribu, Gaji PPPK Paruh Waktu Piro?
- Nakhodai IKA PMII, Fathan Subchi Siap Wujudkan Indonesia Emas 2045