YLKI Minta Pemerintah Lebih Kreatif dalam Menggali Pendapatan Negara
jpnn.com, JAKARTA - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menilai wacana pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pada bahan pangan atau sembako tidak manusiawi.
Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi meminta pemerintah lebih kreatif untuk mendapatkan pendapatan negara.
"Wacana ini harus dibatalkan. Pemerintah seharusnya lebih kreatif, jika alasannya untuk menggali pendapatan dana APBN," ujar Tulus saat dikonfirmasi JPNN.com, di Jakarta, Kamis (10/6).
Menurutnya, pemerintah bisa menaikkan cukai rokok yang lebih signifikan.
Tulus menyebutkan menaikkan cukai rokok akan berpotensi mengalirkan dana lebih Rp 200 triliun.
"Selain itu, akan berdampak positif pada masyarakat menengah bawah, agar mengurangi konsumsi rokoknya, dan mengalokasikan untuk keperluan bahan pangan," bebernya.
Dia juga mengingatkan, di tengah pandemi Covid-19 daya beli masyarakat sedang turun drastis.
Pengenaan PPN, kata Tulus, akan menjadi beban baru bagi masyarakat dan konsumen.
Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi meminta pemerintah lebih kreatif untuk mendapatkan pendapatan negara.
- Dita PKB: Masih Ada Pilihan Selain Menaikkan PPN Demi Menggenjot APBN
- Kanwil Bea Cukai Banten Terbitkan Izin Fasilitas KITE untuk PT Polyplex Films Indonesia
- Tarif PPN Naik Jadi 12 Persen Mulai Tahun Depan, Ini Saran Pengamat untuk Pemerintah
- PPN Jadi 12 Persen Tahun Depan, Begini Imbasnya ke Masyarakat
- Begini Sikap Wakil DPR RI Ini soal Rencana PPN 12 Persen
- Waspada Efek Luar Biasa dari Kenaikan PPN 12 Persen