YLKI: Warga DKI Jangan Kendur di Masa Transisi
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi mengimbau warga Jakarta jangan kendur dalam memutus mata rantai Covid-19, apalagi euforia memasuki masa transisi ini sebelum ke kehidupan new normal.
"Perilaku yang euforia justru akan memicu kemunduran (setback) dari upaya pengendalian Covid-19 di Jakarta, yang sedikit banyak mengalami penurunan," kata Tulus, Kamis (4/6).
Dia menambahkan, aparat dan petugas lapangan harus serius dan konsisten dalam melakukan upaya pengawasan dan penegakan hukum selama masa transisi ini.
Tulus menegaskan, jangan sampai semangat petugas kendur pula. Bahkan seharusnya lebih semangat dan jangan segan-segan untuk memberikan sanksi bagi pelanggar.
YLKI meminta semua pihak, baik masyarakat, aparat pemerintah dan juga sektor usaha harus bahu-membahu membereskan wabah Covid-19 di Jakarta khususnya dan Indonesia umumnya.
Faktanya, upaya pengendalian Covid-19 di Indonesia selama 3 bulan terakhir dirasa masih kurang menghasilkan kerja yang optimal.
Hal itu lantaran kurang serius, kurang koordinasi dan sinergi antarinstitusi. Di samping perilaku masyarakat yang cenderung longgar, kurang mengindahkan standar protokol kesehatan.
"Kita semua tentu sudah bosan selama tiga bulan terkurung di dalam rumah, bekerja di rumah, belajar di rumah. Masyarakat pun sudah megap-megap karena kantongnya makin menipis, sementara bantuan logistik pemerintah sangat tidak cukup," tuturnya.
Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi mengimbau warga Jakarta jangan kendur dalam memutus mata rantai Covid-19.
- YLKI: Diskon Listrik 50% Beri Manfaat untuk Daya Beli dan Pemulihan Ekonomi Masyarakat
- Pram-Rano Menang di Pilkada Jakarta 2024, Ganjar Pranowo Bilang Begini
- Tegas, YLKI Tolak Kenaikan PPN 12 Persen
- YLKI Minta Konsumen Gunakan Medsos Sebagai Cara Terakhir
- YLKI Minta Konsumen Jangan Buru-Buru Viralkan Keluhan di Medsos, Ini Cara yang Tepat
- Pakar Sebut Ancaman Bromat dalam AMDK Nyata