Yoon Suk-yeol Dilantik jadi Presiden Korea Selatan, Bamsoet Bilang Begini
jpnn.com, SEOUL - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengucapkan selamat kepada Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk-yeol dari Partai Kekuatan Rakyat (PPP) yang baru saja dilantik pada Selasa (10/5).
Yoon Suk-yeol akan menggantikan presiden Moon Jae-in, di Plaza depan gedung parlemen Korea di Seoul, Korsel.
Pria yang akrab disapa Bamsoet itu berharap di bawah kepimpinan presiden baru itu Korsel memiliki hubungan yang baik dengan Indonesia.
Mengingat hubungan antara Korsel-Indonesia sudah berjalan baik sejak tahun 1968, sehingga bisa tetap dipertahankan dan ditingkatkan.
Terutama sejak ditandatanganinya Joint Declaration on Strategic Partnership to Promote Friendship and Cooperation in the 21st Century oleh kedua Kepala Negara pada 4 Desember 2006.
"Kemitraan ini kemudian ditingkatkan oleh Presiden Joko Widodo dan Presiden Korea pada saat itu, Mr. Moon Jae-in, menjadi Special Strategic Partnership pada 9 November 2017," ujar Bamsoet di Seoul, Korsel, Selasa (10/5).
Acara pelantikan itu juga dihadiri oleh Presiden ke-5 Indonesia Megawati Soekarnoputri, Presiden Republik Singapura Halimah Yacob, Presiden Republik Afrika Tengah Faustin Archange Touadera, dan Wakil Presiden Republik Rakyat Cina Wang Qishan.
Hadir pula Ketua Senat Kanada George J Furey dan Menteri Luar Negeri Jepang Hayashi Yoshimasa.
Ketua DPR RI ke-20 itu menjelaskan, selain kerja sama ekonomi, Indonesia dan Korsel membangun kemitraan strategis dalam bidang pertahanan.
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengucapkan selamat kepada Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk-yeol yang baru saja dilantik pada Selasa (10/5).
- Wakil Ketua MPR: Kualitas Pendidikan Harus jadi Perhatian Semua Pihak
- Prabowo Selamatkan Sritex, Eddy Soerparno: Ini Bentuk Nyata Presiden
- Prabowo dan Jokowi Bertemu di Surakarta, Lalu Makan ke Angkringan
- Pejabat Komdigi Lindungi Judol, Eddy Soeparno: Merusak Generasi Muda
- Ibas Soroti Isu Kekerasan Seksual: KIta Harus Speak Up, Waspada, dan Berani Melapor
- Lestari Moerdijat: Keberlangsungan Industri Media Butuh Dukungan Negara