Yordania Bergolak, Militer Ancam Adik Tiri Raja
Pengadilan kerajaan Saudi menyuarakan "dukungan penuh" untuk Raja Abdullah dan semua keputusan yang diambilnya untuk menjaga keamanan dan stabilitas. Mesir, Lebanon, Bahrain, Irak, Kuwait dan Qatar juga mendukungnya. Departemen Luar Negeri AS mengatakan raja adalah "mitra kunci" dan mendapat dukungan penuh.
Pejabat pemerintah tidak segera bisa dihubungi untuk dimintai komentar.
Penangkapan pejabat tinggi dan anggota keluarga kerajaan jarang terjadi di Yordania, yang dipandang sebagai salah satu negara paling stabil di dunia Arab.
Pangeran Hamzah, yang telah dipersiapkan oleh ibunya, Ratu Noor untuk menggantikan mendiang ayahnya Raja Hussein, telah didorong ke dalam belantara politik sejak ia dipecat sebagai putra mahkota.
Beberapa tokoh oposisi telah berkumpul di sekitarnya, sebuah tindakan yang tidak menyenangkan raja, kata pejabat yang mengetahui situasi tersebut.
Abdullah menggantikan ayahnya Raja Hussein, yang memerintah Yordania selama hampir lima dekade.
Tradisi dinasti Hasyim Yordania di bawah konstitusi 1952 memberikan suksesi kepada putra tertua tetapi raja tetap memiliki opsi untuk mencalonkan saudara laki-laki.
Raja Abdullah telah berhasil membawa stabilitas politik ke negara itu dan memperoleh status sebagai pemimpin Arab terkemuka yang pesan moderasinya bergaung, terutama di forum-forum Barat.
Militer Yordania telah mengatakan kepada saudara tiri Raja Abdullah, Pangeran Hamzah bin Hussein untuk menghentikan tindakan yang menyasar keamanan negara
- Angkatan Laut Rusia Bakal Masuki Perairan Indonesia, Ada Misi Khusus Apa?
- Mengasah Kemampuan Prajurit, Kodim 1312/Talaud Melaksanakan Latihan Bela Diri Taktis
- Muak dengan Kerusuhan, Mayoritas Warga Inggris Dukung Pengerahan Tentara
- Pemerintah Papua Nugini Mengerahkan Pasukan Militer ke Tambang Emas Porgera
- Diakui International Police Organization, Pemuda Ini Siap Berkontribusi Jaga Keamanan
- AHY Berharap ISI Bisa Memberikan Rekomendasi Terkait Potensi Ancaman Non-Militer