Yosepa Hayat, Sosok yang Diduga Bomber di Solo
Bertengkar dengan Mertua, Dua Tahun Tinggalkan Anak dan Istri
Selasa, 27 September 2011 – 08:08 WIB
Kepala Urusan Pemerintahan Desa Plumbon Yusuf menambahkan, sejak bom Cirebon meledak April lalu di kompleks Masjid Polres Cirebon, Hayat tak pernah terlihat di rumah mertuanya. Bahkan, jauh-jauh hari dia jarang pulang ke Plumbon.
Menurut Yusuf, sehari-hari keluarga Kirmanto berperilaku normal. Namun, Hayat dan istrinya memang jarang keluar rumah. Terlebih lagi, pekerjaan Hayat tidak jelas. "Di kartu keluarga, dia tercatat bekerja sebagai wisraswasta," kata Yusuf.
Radar Cirebon kemarin juga mendatangi Marsiah, 60, nenek Hayat yang tinggal di Dusun Kidul RT 01/RW 02 Desa Astanalanggar, Kecamatan Losari, Kabupaten Cirebon. "Yang saya tahu, dia anaknya pendiam dan tidak nakal. Pernah saya mendengar cerita dari bapaknya bahwa preman pun selalu dibaiki olehnya dengan selalu memberikan semangkuk bakso ketika preman itu ingin usil terhadap usaha bapaknya itu," kata Marsiah.
Di mata Marsiah, sulit bagi dia untuk percaya bahwa Hayat adalah pelaku bom bunuh diri. Dia mengatakan tidak bertemu Hayat sejak belasan tahun lalu. "Orang tuanya pergi merantau sejak Hayat masih kecil," tuturnya.
Jika memang benar pelaku bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) di Solo itu adalah Yosepa Hayat, dia merupakan menantu Kirmanto, warga
BERITA TERKAIT
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas