Yuan Tiongkok Sungguh Perkasa, Dolar Amerika Tidak Berdaya
jpnn.com, BEIJING - Tingkat paritas tengah nilai tukar mata uang Tiongkok renminbi, atau yuan, menguat selama empat hari berturut-turut hingka menyentuh posisi RMB 6,9438 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Kamis (6/8). Itu merupakan posisi terkuat dalam hampir lima bulan terakhir.
Menurut para analis, penguatan yuan terhadap dolar AS sebagian disebabkan oleh pemulihan perekonomian domestik serta arus modal masuk yang berkelanjutan.
Perekonomian Tiongkok tumbuh 3,2 persen secara tahunan pada kuartal kedua, setelah mengalami kontraksi 6,8 persen pada kuartal pertama, menurut Biro Statistik Nasional (National Bureau of Statistics/NBS) Tiongkok.
Data NBS terbaru menunjukkan bahwa indeks manajer pembelian (PMI) untuk sektor manufaktur Tiongkok naik ke angka 51,1 pada Juli dari 50,9 pada Juni, menjadikannya bulan kelima berturut-turut angka tersebut tetap berada di zona ekspansi.
Para investor asing menaikkan taruhan mereka terhadap perekonomian Tiongkok di tengah masa pemulihan. Arus modal masuk luar negeri ke pasar saham unggulan (A-share) Tiongkok mengalami peningkatan signifikan pada awal Juli, sementara institusi luar negeri membeli lebih banyak obligasi Tiongkok melalui program bond connect bulan lalu, papar data tersebut.
"Dolar AS yang lebih lemah dan yuan yang relatif lebih kuat mencerminkan preferensi terhadap aset berisiko di kalangan para investor," kata Zhu Jianfang, seorang analis CITIC Securities.
Zhu mengatakan, keuntungan dalam mata uang Tiongkok ternyata membuat pasar ekuitas negara tersebut lebih menarik bagi modal asing.
Di pasar spot valuta asing Tiongkok, yuan diperbolehkan untuk naik atau turun hingga 2 persen dari tingkat paritas tengah setiap hari perdagangan.