Yuddy Ancam Hengkang dari Golkar
Senin, 12 Oktober 2009 – 19:35 WIB
Tokoh Golkar Akbar Tandjung yang selama ini kita kenal sebagai sosok yang punya prinsip, namun dalam Munas tiba-tiba berputar 180 derajat. "Dia menjadi sosok yang pragmatis. Anehnya sikap pragmatis itu tidak untuk kepentingan dan kemajuan Golkar ke depan, tapi demi membalas dendam terhadap rival politiknya Jusuf Kalla yang dipersepsi sebagai orang yang telah menghentikan ambisi politik Akbar Tandjung melalui Munas di Bali 2004 lalu," ungkap Yuddy.
Baca Juga:
Selain jadi ajang balas dendam, Yuddy juga mempertanyakan kesungguhan Ketum terpilih Aburizal Bakrie yang akrab disapa Ical untuk membesarkan Golkar. "Tidak mungkin dia komit membesarkan Golkar setelah memperhatikan orang-orang yang direkrutnya tidak punya kapasitas dan kapabilitas teruji."
Di tempat terpisah, tim sukses Tommy Soeharto, Marwah Daud Ibrahim juga menyesalkan proses pemilihan yang tidak didahului dengan penyampaian visi, misi dan program para kandidat ketua umum. Para kader tidak akan bisa menuntut jika ternyata Golkar kian terpuruk, karena sebelumya tidak ada penyampaian visi, misi, program dan komitmen jika terpilih. Sementara orang-orang yang ingin memajukan Golkar justru tidak diberikan peran.
"Tommy, Surya Paloh dan Yuddy jelas memiliki visi, misi, program yang bisa diadopsi tanpa harus merekrut orangnya. Jangankan orangnya, penyampaian visi, misi dan program saja Munas tidak memberikan tempat,” tegas Marwah. (fas/JPNN)
JAKARTA - Mantan kandidat Ketua Umum Partai Golkar Yuddy Chrisnandi mengaku saat ini tengah mempertimbangkan dirinya untuk keluar dari partai berlambang
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Sah! Pilgub Sumsel Diikuti Tiga Paslon, Siapa Mereka?
- PKS Harapkan Prabowo Berjuang Tanpa Henti untuk Palestina
- Karang Taruna Surabaya Gelar Fun Run, Ajak Masyarakat Jangan Golput di Pilkada 2024
- Jumhur Sebut Intelektual Sontoloyo Pihak yang Menudingnya Tunggangi Hari Tani
- Anwar Hafid Pemimpin Berpengalaman, Kompeten jadi Gubernur Sulteng
- Kejutan dari SBY: Nyanyi di Pestapora hingga Pertemuan dengan Pramono-Rano