Yuddy Bandingkan Kebijakannya dengan Jaman Soeharto
Jangan sampai rakyat terganggu, apalagi memandang apartur negara senang pamer kakayaan dengan menggelar pesta di hotel-hotel mewah.
“Ini tidak baik, karena aparatur negara harus peka terhadap rakyat. Kalau mau jadi aparatur negara harus mau merakyat,” tegas Yuddy.
Yuddy tidak menampik adanya kebiasaan masyarakat dari berbagai, dalam hajatan biasa mengundang teman, kenalan, dan sanak saudara.
Dalam hal ini, masyarakat tetap bisa menyelenggarakan, tetapi sebaiknya tidak dilakukan di hotel-hotel mewah.
“Saya rasa acara itu bisa digelar di rumah, atau gedung-gedung pertemuan di sekitar tempat tinggal. Jadi tidak terkesan wah dan menimbulkan pemborosan. Meskipun mereka tidak menggunakan uang negara,” imbuhnya.
Dia menambahkan bahwa aturan dalam Surat Edaran itu sebenarnya sudah jauh lebih longgar dibanding di zaman Presiden Soeharto berkuasa, yang ketika itu dibatasi hanya 250 undangan.
Bahkan Presiden Soeharto waktu menikahkan putri bungsunya, di Taman Mini. Undangannya tidak banyak, dan tidak mengganggu masyarakat, tidak menimbulkan kemacetan lalu lintas.
“Kita harus memberikan teladan kepada masyarakat, bukannya malah jor-joran,” pungkasnya. (esy/jpnn)
JAKARTA--Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) Yuddy Chrisnandi meminta seluruh instansi baik pusat dan daerah
- BKD Jabar: 400 Tenaga Non-ASN Belum Mendaftar PPPK Tahap 2
- Cerita Nelayan soal Pagar Laut: Dibangun Swadaya untuk Hadapi Abrasi dan Lindungi Tambak Ikan
- Pemerintah Dukung Partisipasi Indonesia di New York Fashion Week
- Tenaga Non-ASN Lolos Seleksi PPPK Kota Semarang Tak Seusai Kualifikasi, Waduh!
- Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Ajukan Praperadilan ke PN Jaksel, KPK: Kami Menghormati
- PERADI-SAI Serukan Salam Damai dan Persatuan ke Seluruh Advokat