Yuddy Dicurigai Sengaja Ulur Pembahasan Honorer K2
jpnn.com - JAKARTA--Masih terkatung-katungnya nasib honorer kategori dua (K2) mulai menimbulkan kecurigaan di kalangan honorer.
Mereka merasa, ada rekayasa pemerintah untuk sengaja memperlambat pembahasan honorer K2 hingga batas waktu penyelesaian sampai akhir 2014 ini berakhir.
"Kalau pemerintah pusat juga tidak tahu kebijakan yang akan diambil menyangkut honorer K2, ini pasti ada unsur rekayasa. Jangan-jangan memang disengaja biar PP 56 Tahun 2012 sebagai payung hukum pengangkatan honorer K2 menjadi CPNS berakhir," kata Ketua Dewan Pembina Forum Honorer Indonesia (FHI) Hasbi kepada JPNN, Jumat (21/11).
FHI juga menyesalkan sikap Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) Yuddy Chrisnadi yang tidak peduli dengan nasib honorer K2. Ini dibuktikan dengan ketidaktahuan politisi Hanura tersebut tentang urgensinya masalah honorer K2.
"Itu MenPAN-RB-nya mungkin belum tahu tentang honorer K2," ketusnya.
Harusnyan, lanjut Hasbi, MenPAN-RB tinggal melanjutkan kebijakan menteri sebelumnya. Bukan malah membuat kebijakan yang bertentangan dan merugikan honorer.
"Kami lihat MenPAN-RB hanya menggembar-gemborkan penataan struktur organisasi. Padahal itu sebenarnya sudah jalan lewat program reformasi birokrasi. Honorer ini tinggal sebulan lagi waktunya, tolong Presiden dan MenPAN-RB fokus dulu ke honorer," tegasnya.
Meski kebijakan pemerintah masih kabur, Hasbi menambahkan, honorer K2 lewat FHI akan terus berjuang untuk mendapatkan peningkatan status.
JAKARTA--Masih terkatung-katungnya nasib honorer kategori dua (K2) mulai menimbulkan kecurigaan di kalangan honorer. Mereka merasa, ada rekayasa
- Riyono Komisi IV: Kenaikan PPN Bertentangan dengan Spirit Ekonomi Pancasila
- Legislator Golkar Minta Pemerintah Tolak Investasi Starlink, Ini Alasannya
- KPK Didesak Dalami Info Pertemuan Abdul Gani Kasuba dan Anak Komisaris Mineral Trobos
- Kutuk Aksi Carok di Sampang, Kiai Nasih Dorong Proses Hukum yang Cepat
- Pj Gubernur Sumut Jajaki Kerja Sama Pendidikan dan Perdagangan dengan Jepang
- Forum Kiai Jakarta Sebut Pernyataan Suswono Bukan Penistaan Nabi Muhammad