Yudo Margono dan Doni Monardo Ketemu, Banyak Kisah Seru, Sebaiknya Anda Tahu
"Ketika mendapat berita itu, saya segera meluncur ke Natuna, menjumpai Bapak Menko PMK, Menkes, dan Kepala BNPB,” kenang Yudo, lelaki kelahiran Madiun 26 November 1965 itu.
Masih segar dalam ingatan Laksamana Yudo dan Letjen Doni, bahwa menit, jam, dan hari-hari yang bergulir sejak pertemuan akhir Januari 2020 itu menjadi waktu yang berputar dengan torsi penuh.
Pada 1 Februari 2020, satu pesawat komersial berikut tenaga medis diterbangkan ke Wuhan, menjemput WNI plus personel dari KBRI Beijing.
Natuna adalah tempat yang dipilih untuk mengkarantina mereka.
"Semula mau memakai Komplek Komposit Marinir, tetapi urung, dan akhirnya diputuskan memakai hangar Pangkalan Udara (Lanut) Raden Sajad Saleh,” ujar alumnus AAL angkatan ke-33 tahun 1988 itu.
Pembatalan pemakaian Komplek Komposit Marinir yang menjadi markas prajurit serta gudang persenjataan itu, karena dua alasan.
Pertama, lokasinya harus dilalui melintas Kota Ranai, Kecamatan Bunguran Timur, ibukota Kabupaten Natuna. Kedua, fasilitas yang ada di komplek itu dinilai kurang memadai.
"Mengapa menjadi kenangan tak terlupakan? Bayangkan, dalam waktu kurang dari dua hari, kami harus mengubah hanggar menjadi lokasi karantina,” tutur Laksamana Yudo.
Letjen Doni Monardo menerima kunjungan KSAL Laksamana Yudo Margono. Ditemani kopi Puntang, banyak cerita menegangkan.
- Usut Kasus Pengadaan APD Covid-19, KPK Periksa Song Sung Wook dan Agus Subarkah
- Saksi Ungkit Jasa Harvey Moeis dalam Penanganan Covid, Lalu Ungkap Pesan Jokowi & BG
- Usut Kasus Korupsi di Kemenkes, KPK Periksa Dirut PT Bumi Asia Raya
- Kasus Korupsi Proyek APD Covid-19, KPK Jebloskan Pengusaha Ini ke Sel Tahanan
- Korupsi Insentif Nakes RSUD Palabuhanratu, Polda Jabar Tangkap 3 Tersangka Baru
- Korupsi Pengadaan Masker Covid-19 di NTB, Kerugian Negaranya