Yusman Sudah Membayangkan Dieksekusi Mati

Yusman Sudah Membayangkan Dieksekusi Mati
Yusman Telembanua (tengah) saat di kantor KontraS, Jakarta, Selasa (10/10/2017). Foto: JUNEKA/JAWA POS

Mereka pun mencari bukti lain. Hingga akhirnya bertemu dengan Asosiasi Ilmu Forensik Indonesia (AIFI).

Dari diskusi dengan pengurus AIFI, mereka pun dikenalkan dengan drg Fahmi Oscandar yang mendalami radiologi forensik kedokteran gigi dari Universitas Padjadjaran Bandung.

Yusman yang sebelumnya berada di Lapas Tangerang pun dipindahkan ke Lapas Sukamiskin, Bandung.

’’Tesnya sebenarnya sehari. Tapi, pengurusan pindah lapas itu yang lama, berbulan-bulan,’’ kata Putri.

Pemeriksaan terhadap Yusman baru bisa dilakukan pada 17 November 2015. Fahmi mengungkapkan, dirinya menggunakan empat metode untuk memastikan usia Yusman.

Yakni, metode AL Qahtani dan Van Heerden untuk menganalisis gigi. Juga, dua metode untuk analisis tulang, Greulich and Pyle dan Schaffer.

’’Sehingga aspek dari human error bisa sekecil mungkin,’’ kata Fahmi kepada Jawa Pos.

Prinsipnya, dalam analisis gigi itu, salah satunya, dilihat panjang akar gigi geraham. Sedangkan tulang yang diperiksa adalah rongga sinus maksilaris dan penghitungan tulang pergelangan tangan sampai telapak tangan.

Yusman Talembanua belum genap dua bulan menghirup udara bebas. Napasnya hampir saja terhenti di depan regu tembak.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News