Yusniar Pilih Jadi Penyelam agar Bisa Tolong Korban
jpnn.com - Operasi pencarian pesawat AirAsia QZ8501 di Selat Karimata, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, melibatlan 69 penyelam dari Badan SAR Nasional (Basarnas) dan TNI. Di antara mereka, Yusniar Amara merupakan satu-satunya penyelam perempuan. Wartawan Jawa Pos BAYU PUTRA dan fotografer GUSLAN GUMILANG menemuinya ketika sama-sama bertugas di KN SAR Purworejo.
PENAMPILAN Yus, begitu dia biasa disapa, tidak ubahnya perempuan pada umumnya. Dandanannya sederhana. Jilbab hitam dipadu celana jins atau kain. Bila sedang bertugas, dia tidak lupa mengenakan seragam Basarnas lengan panjang.
Saat ditemui di geladak Kapal Negara (KN) 101 SAR Purworejo, Jumat (2/1), Yus tampak sibuk mempersiapkan peralatan selam yang akan digunakan timnya. Tabung-tabung oksigen dijajar di buritan. Begitu pula regulator, kacamata, pakaian selam, hingga sepatu katak ditata berpasangan, tidak jauh dari tabung oksigen.
Dengan cekatan, dia memasangkan tabung oksigen ke bouyancy control device (BCD), semacam rompi untuk tempat tabung oksigen bagi para penyelam. Dia juga mengecek regulatornya, jangan sampai ada yang bocor. Faktor keselamatan para penyelam harus diutamakan dalam upaya evakuasi korban.
Ya, Yus merupakan satu-satunya perempuan dalam operasi penyelaman kali ini. Dia adalah anggota Basarnas Banda Aceh dan bergabung dengan tim di KN SAR Purworejo sejak Rabu (31/12). Yus dipilih dalam operasi pencarian pesawat AirAsia yang jatuh di Selat Karimata, Minggu (28/12), karena kemampuan dan pengalamannya selama ini.
Sebagai penyelam SAR, Yus termasuk punya jam selam tinggi. Dia sudah berkali-kali terlibat operasi SAR yang berhubungan dengan penyelaman di sungai atau laut. Uniknya, Yus mengenal dunia selam justru dari olahraga bela diri karate.
Perempuan asli Lheue, Aceh Besar, itu sebenarnya memang atlet karate. Pada 2002, Yus menyandang tingkat dan II serta menjadi pelatih karate di Banda Aceh. Saat itu, dia sedang mengikuti training center karate untuk persiapan kejurda. Tiba-tiba, dia ditawari untuk menggantikan atlet selam yang mengalami patah kaki. "Saya ditawari menggantikan atlet selam itu karena saya bisa berenang. Entah mengapa saya tertarik untuk mencobanya," cerita Yus.
Sejak menyanggupi tawaran itu, Yus langsung tancap gas berlatih menyelam. Hampir setiap hari. Mulai tingkat dasar hingga expert. Hebatnya, dalam kejurda itu, Yus meraih medali emas. Dia pun mulai dikenal sebagai atlet selam, bukan lagi atlet karate. Tahun itu juga Yus diminta menjadi pelatih selam di Basarnas Aceh.
Operasi pencarian pesawat AirAsia QZ8501 di Selat Karimata, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, melibatlan 69 penyelam dari Badan SAR Nasional (Basarnas)
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408