Yusniar Pilih Jadi Penyelam agar Bisa Tolong Korban
"Tapi, makanan bikinan saya itu akhirnya tidak ada yang makan karena piringnya terbang semua," tambahnya seraya tertawa.
Yang paling sering Yus lakukan tentu saja adalah penyelamatan dan evakuasi ketika menjadi lifeguard dadakan di pantai. Salah satunya, di Pantai Lhok Nga, Aceh. Di pantai tersebut sudah sering dipasang larangan berenang, namun selalu hilang. Pengunjung sulit untuk dicegah agar tidak berenang. Maka, hampir tiap pekan ada saja pengunjung yang tenggelam.
"Korban A sedang dicari, muncul korban B. Si A ditemukan, lanjut mencari B. Korban B belum ketemu, ada kejadian lagi, korban C," tutur perempuan kelahiran 5 Mei 1980 tersebut. Karena itu, kiprah tim SAR Aceh selalu ditunggu dalam proses pencarian korban. "Nunggu kami itu seperti menunggu presiden saja," lanjutnya sembari tersenyum.
Keputusan Yus menjadi anggota Basarnas awalnya tidak didukung penuh oleh keluarga. Sang ayah, Adnan Musa, yang seorang petani sejak awal mendukung pilihan putrinya itu. Tapi, tidak demikian halnya dengan sang ibu, Mariyana.
Sebagai ibu, Mariyana khawatir dengan pekerjaan putrinya yang menyerempet-nyerempet bahaya tersebut. Dia lebih senang bila Yus menjadi guru saja di Sabang. Tapi, lantaran sudah jatuh cinta pada profesi di Basarnas itu, Yus tidak bisa dicegah.
"Saya bilang, di tempat kerja (Basarnas) saya bisa sewaktu-waktu pulang. Bahkan, bila tengah malam mamak minta saya pulang pun bisa. Lain bila kerja di Sabang, saya harus nunggu kapal dulu," tutur anak keempat di antara lima bersaudara tersebut.
Bagi Yus, bekerja sebagai penyelam SAR merupakan panggilan hati. Karena itu, dia rela melahap berbagai latihan berat ala SAR. Bahkan, pada 2011 Yus mengikuti diklat water rescue dan menjadi peserta perempuan satu-satunya. Diklat tersebut merupakan pendidikan selam rescue lanjutan dan tidak banyak yang mampu mengikutinya. "Setiap kali ikut operasi di Aceh maupun luar Aceh, saya belum pernah melihat ada rekan penyelam rescue perempuan," ucapnya.
Di sela kesibukannya sebagai penyelam SAR, Yus terkadang masih menyempatkan diri menyalurkan hobi lamanya, yakni karate. Apabila ada waktu, dia melatih karate anak-anak. Dia juga melatih selam anggota kepolisian dan TNI, khususnya untuk selam rescue. Saat latihan gabungan dengan Kopaska TNI-AL, terkadang Kopaska membawa anggota baru dan diserahkan kepada Yus untuk dilatih selam rescue.
Bagi Yus, bisa menolong korban di bawah air merupakan suatu anugerah. Saat operasi pencarian pesawat AirAsia QZ8501 di Selat Karimata, dia berharap bisa berkontribusi menemukan korban di dasar laut. Hanya, sejauh ini operasi penyelamanan belum bisa dilakukan karena cuaca yang tidak memungkinkan. Hingga hari kesembilan kemarin, hujan masih turun lebat, gelombang laut mencapai 3"4 meter. Apalagi, dasar laut berlumpur dengan jarak pandang 0 meter.
Operasi pencarian pesawat AirAsia QZ8501 di Selat Karimata, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, melibatlan 69 penyelam dari Badan SAR Nasional (Basarnas)
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408