Yusril Dinilai Memiliki Koneksi Internasional, Solihin Pure: Layak Dampingi Prabowo

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Kaderisasi dan Pencitraan Partai Bulan Bintang (PBB) Solihin Pure mengatakan salah satu kapasitas yang harus dilihat dari kandidat capres-cawapres adalah wawasan dan koneksi internasional.
“Menjadi Presiden dan Wakil Presiden tidak hanya soal urusan dalam negeri, tetapi juga akan berhubungan dengan dunia luar. Ada dialog, kerja sama, lobi-lobi dengan negara-negara lain. Kalau tidak punya koneksi internasional, bagaimana mau jalin hubungan. Kan, kira-kira begitu,” ujar Solihin Pure dalam keterangan tertulis pada Kamis (14/9/2023).
Menurut Pure, hal itu adalah salah satu pertimbangan PBB memberikan dukungan kepada Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
Ketua Umum Partai Gerindra tersebut mempunyai wawasan dan koneksi internasional yang sangat luas.
Lebih lanjut, Pure mengatakan sama seperti Prabowo, Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra juga merupakan sosok yang memiliki wawasan, rekam jejak, dan koneksi internasional yang sudah dikenal luas.
Tidak hanya itu, koneksi internasional Prabowo dan Yusril juga saling melengkapi satu sama lain.
“Selama ini, Pak Prabowo diketahui punya hubungan kuat dengan negara-negara Barat. Nah, Pak Yusril ini pelengkapnya karena hubungan Pak Yusril kuat di negara Asia, negara-negara di Timur,” ujar Pure.
Yusril aktif di berbagai organisasi internasional seperti ASEAN, Asian–African Legal Consultative Organization (AALCO), dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).
Sama seperti Prabowo, Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra dinilai memiliki wawasan, rekam jejak, dan koneksi internasional yang dikenal luas.
- Tarif Tarifan
- Kunker ke Kalteng, Menhut Ungkap Pesan Prabowo Terkait Revitalisasi Usaha Kehutanan
- Ini Kata Menko Yusril soal Kasus Suap Hakim Rp 60 Miliar
- Menko Yusril Pastikan RI Lindungi WNI yang Hadapi Masalah Hukum di Luar Negeri
- Menteri Merapat ke Rumah Jokowi, Muzani Gerindra: Pak Prabowo Tidak Merasa Terganggu
- Soal Revisi Aturan TKDN, Gaikindo Sebut Industri Otomotif Berpotensi Ambruk