Yusril Masih Serius 'Nyapres'

Yusril Masih Serius 'Nyapres'
Yusril Masih Serius 'Nyapres'
Padahal, konsep 'indikasi' itu tidak akan pernah bisa dibuktikan karena konsep itu sesungguhnya adalah domain bahasa politik, bukan bahasa hukum, jelasnya.“Domain indikasi korupsi inilah yang saat ini relatif merepotkan saya untuk bersiap diri jadi calon presiden,” tegasnya.

Menjawab pertanyaan tentang salah keputusan terburuk presiden SBY selama jadi presiden, Yusril sama sekali tidak mau berbicara tentang keburukan keputusan presiden. “Saya tidak punya kebiasaan untuk membuka aib orang, karena kebiasaan membuka aib orang itu adalah dosa dan saya juga diingatkan oleh M Natsier untuk tidak membuka aib orang dalam situasi dan kondisi apapun,” alas Yusril.

Berbeda dengan Yusril, Akbar Tandjung dalam diskusi tersebut secara terang-terangan justru menyebut beberapa keputusan terjelek SBY selama jadi presiden. “Sebagai presiden yang dipilih langsung oleh rakyat, Presiden SBY mestinya memilih para pembantunya yang benar-benar mampu memenuhi kepentingan rakyat dan punya kapasitas memahami visi presiden.”

Karena hal itu tidak dilakukan dan lebih memilih para pembantunya dari partai, maka tidak aneh jika dalam perjalanan kabinetnya sering terjadi konflik kepentingan. Keputusan terjelek lainnya yang juga disesalkan Akbar adalah diizinkannya Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk memegang posisi Ketua Umum Partai Golkar yang sama sekali tidak punya nilai terhadap proses pendidikan politik bangsa. (Fas/JPNN)

JAKARTA – Meski merasa masih banyak hambatan, Ketua Majelis Syuro Partai Bulan Bintang (PBB), Yusril Ihza Mahendra, mengaku masih tetap sungguh-sungguh


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News