Yusril: Pemerintah Jangan Merasa Sangat Kuat
jpnn.com, JAKARTA - Yusril Ihza Mahendra berharap pemerintah menerbitkan abolisi untuk menyelesaikan kasus-kasus hukum yang menyeret para ulama.
Menurut ketua umum DPP Partai Bulan Bintang (PBB) itu, Idulfitri merupakan momentum yang tepat untuk menyelesaikan berbagai persoalan.
Salah satu kasus yang dicontohkan Yusril adalah persoalan hukum yang menyeret Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab.
Mantan menteri sekretaris negara itu menyatakan, pemerintah perlu berjiwa besar dalam mengatasi persoalan.
’’Jangan dilihat ini kepentingan Habib Rizieq pribadi. Ini kepentingan pemerintah juga. Pemerintah jangan merasa sangat kuat, enggak seperti itu,’’ ujarnya di Jakarta, Senin (26/6).
Mantan menteri hukum dan hak asasi manusia itu menawarkan penyelesaian lewat abolisi yang disusul dengan rekonsiliasi antara pemerintah dan sejumlah ulama serta aktivis.
Apalagi, sambung Yusril, pemerintah juga perlu berkonsentrasi. ’’Karena banyak permasalahan lain. Misalnya, untuk kegiatan pembangunan, itu hasil utang. Nah, masalah utang ini bisa jadi serius terkait undang-undang keuangan negara,’’ ucapnya.
Yusril menambahkan, ketika jumlah utang melampaui ambang batas, hal itu bisa menjadi persoalan yang sangat serius. Sebab, hal tersebut bisa dikategorikan pelanggaran aturan keuangan negara.
Yusril Ihza Mahendra berharap pemerintah menerbitkan abolisi untuk menyelesaikan kasus-kasus hukum yang menyeret para ulama.
- Terpidana Pemerkosa 48 Pria Reynhard Sinaga Dipukuli di Inggris, Begini Sikap Pemerintah
- PBB Bersiap Gelar Muktamar ke-VI di Bali untuk Memilih Ketum yang Baru
- Bond Holders Mengajukan Hak Tagihnya pada Kepailitan Sritex
- OJK Catat Piutang Pinjol Naik Terus
- Terobosan Hukum Bagi Pengguna Narkoba di KUHP yang Baru, Tak Lagi Dipidana
- Ini Syarat Agar Utang Pelaku UMKM Dihapus Pemerintah