Yusril Punya Kans, tapi Partai Islam Sulit Disatukan
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Al Ahzar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin menilai Ketua Umum DPP Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra memiliki kans untuk menjadi calon presiden pada Pemilu 2019. Syaratnya, Mahkamah Konstitusi (MK) membatalkan aturan tentang ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold) dalam Undang-undang Pemilihan Umum (UU Pemilu).
Saat ini sejumlah pihak sudah mengajukan permohonan ke MK untuk menguji ketentuan presidential threshold 20 persen kursi DPR atau 25 persen suara sah. Pihak yang sudah mendaftarkan uji materi antara lain Partai Islam Damai Aman (Idaman) pimpinan Rhoma Irama.
"Jadi peluang Yusril sangat terbuka. Apalagi kemudian partai-partai Islam bersatu untuk mengusung tokoh sendiri, saya kira elektabilitasnya cukup baik dibanding tokoh-tokoh dari partai Islam lain," ujar Ujang kepada JPNN, Jumat (11/8).
Meski demikian, direktur eksekutif Indonesia Politikan Review itu menyebut peluang partai-partai Islam untuk bersatu sangat kecil. Dan hal itu sudah terbukti dalam beberapa kali pemilu pasca-reformasi.
"Pengalaman selama ini memperlihatkan parpol Islam sulit untuk bersatu. Karena memiliki ego masing-masing," ucapnya.
Ujang bahkan menyebut persatuan di antara partai-partai Islam sangat mahal. Contohnya yang terbaru seperti pada Pemilihan Gubernur DKI Jakarta beberapa waktu lalu.
"Lihat saja di Pilkada DKI Jakarta yang lalu. Isu mengangkat tokoh Islam oleh partai-partai Islam hilang bak ditelan bumi," pungkas Ujang.(gir/jpnn)
Pengamat politik dari Universitas Al Ahzar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin menilai Ketua Umum DPP Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra
Redaktur & Reporter : Ken Girsang
- Terpidana Pemerkosa 48 Pria Reynhard Sinaga Dipukuli di Inggris, Begini Sikap Pemerintah
- PBB Bersiap Gelar Muktamar ke-VI di Bali untuk Memilih Ketum yang Baru
- Terobosan Hukum Bagi Pengguna Narkoba di KUHP yang Baru, Tak Lagi Dipidana
- Sejumlah Menterinya Prabowo Ini Disorot Warganet, Ada yang Bikin Blunder, duh
- Agus Andrianto Minta Arahan Yusril dalam Memimpin Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan
- Yusril Sebut Kasus 1998 Bukan Pelanggaran HAM Berat