Yusril Tak Ingin Ikut Mencampuri Perseteruan antara KPK, Polri dan DPR
jpnn.com, JAKARTA - Pakar Hukum Tata Negara Yusril Ihza Mahendra tidak ingin ikut campur dalam perseteruan antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Polri dan DPR. Perseteruan sebelumnya mengemuka setelah Panitia Khusus (Pansus) Hak Angket DPR terhadap KPK mengancam akan membekukan anggaran lembaga antirasuah tersebut, jika tetap menolak menghadiri panggilan pansus. Ancaman yang sama juga ditujukan terhadap kepolisian jika menolak menjemput paksa pimpinan KPK.
"Saya tidak mau terlibat dalam perseteruan antara DPR dengan Polri. Tapi kalau diminta saya akan ajari. Caranya begini begini, jadi silakan saja mereka yang maju. Kalau KPK mengatakan tidak sah silakan lawan ke pengadilan," ujar Yusril di Jakarta, Kamis (22/6).
Ketua Umum DPP Partai Bulan Bintang (PBB) ini kemudian mencontohkan langkah yang ditempuhnya beberapa waktu lalu. Ketika itu Jaksa Agung menyatakan Yusril dicekal untuk bepergian ke luar negeri setelah diduga terkait sebuah perkara.
"Nah karena saya menganggap pencekalan itu tidak sah, saya lawan di pengadilan dan Jaksa Agung kalah," ucapnya.
girSaat ditanya pendapatnya, apakah DPR dapat membekukan anggaran KPK dan Polri jika menolak permintaan Pansus, Yusril menduga pandangan tersebut baru merupakan pendapat pribadi dari beberapa anggota dewan. Belum merupakan pandangan resmi DPR.
"Saya kira belum, masih ngomong-ngomong saja itu. Tapi saya belum tahu seperti apa persoalan sebenarnya, karena mekanismenya seperti apa kan belum tahu. Saya pikir pansus jalan terus saja," katanya.
Sementara itu saat ditanya kesiapannya menghadiri panggilan Pansus jika diundang untuk memberikan pandangan, mantan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia (HAM) mengaku siap hadir.
"Ya silakan saja, jadi tentang hak angket itu kan (diatur,red) dalam Undang-Undang Nomor 6/1954 tentang Penetapan Hak Angket DPR. Jadi orang itu bisa disandera jika tidak mau datang, jadi bukan hanya diatur di UU Nomor 17/2014 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD," pungkas Yusril.(gir/jpnn)
Pakar Hukum Tata Negara Yusril Ihza Mahendra tidak ingin ikut campur dalam perseteruan antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Polri dan DPR.
Redaktur & Reporter : Ken Girsang
- FORMAS dan Lemdiklat Polri Teken Kerja Sama Bidang Pengembangan SDM
- KPK Menyita Dokumen Kasus Korupsi Bansos Presiden dari Teddy Munawar dan Steven Kusuma
- DPR Membuat Gebrakan, Semua Berdiri dengan Sikap Sempurna
- Kasus Judol di Komdigi, Anggota DPR Ini Singgung PP Buat Blokir Otomatis
- Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden, KPK Panggil Dirut Anomali Lumbung Teddy Munawar
- Area Khusus untuk Jemaah Haji dan Umrah di Bandara Soetta Dinilai Penting