Yusuf Hadirkan Komunitas Peduli Sastra dan Seni
jpnn.com, SURABAYA - Bersama sahabat-sahabatnya, Muhammad Yusuf Awali Taufiqi mendirikan sebuah komunitas bernama Wara-Wara Project. Resmi dibentuk pada 25 Juli 2017, Wara-Wara Project bertujuan menjadi sumber informasi tentang sastra dan seni. Awali, panggilan akrabnya, mendapat dukungan penuh dari empat sahabatnya yang kini menjadi co-founder Wara-Wara Project. Mereka adalah Affa Firda Marediana, Adnan Guntur, Amira Jasmine Salsabila Darojat, dan Putu Ayu Agung Amoretta Putri Marlinda.
Karena asli Surabaya, Awali tidak kesulitan mengetahui agenda sastra dan seni yang lagi happening, berbeda dengan teman-teman di kampusnya, Universitas Airlangga (Unair), yang merupakan pendatang. Pemikiran itulah yang membuatnya tergerak membikin wadah di media sosial yang bersifat menyebarkan informasi tentang sastra dan seni.
''Buat kami (mahasiswa jurusan sastra Indonesia, Red), penting banget mengikuti perkembangan seni dan sastra dalam banyak rupa. Ya diskusi, pertunjukan, atau sekadar agenda komunitas," jelasnya saat ditemui di Perpustakaan Bali Pemuda setelah menonton pertunjukan ludruk kemarin sore (29/12). Niatnya itu disambut Amira dengan optimistis.
Adnan, Amoreta, dan Affa pun akhirnya menggabungkan diri. Mereka berbagi tugas. Awali dan Amira yang asli Surabaya menjadi pengumpul informasi. ''Jadi, kami bertugas kayak humas. Cari kenalan sama komunitas, liputan aksi mereka, dan jalan-jalan nonton pertunjukan seni,'' tutur Awali. Nah, sementara itu, tiga teman lain memegang platform media sosial.
''Adnan Instagram. Amoreta pegang akun Line. Affa live Twitter," kata cowok 19 tahun itu. Mereka juga aktif di beberapa komunitas seni dan sastra. Misalnya, Adnan yang kerap didapuk sebagai sutradara teater di berbagai pementasan Unair. Sementara itu, Amira getol menulis novel.
Perjuangan mereka mulai berbuah manis. Selain followers Instagram yang terus naik hingga kini menembus angka 2.000 akun, frekuensi posting event kian bertambah. Bahkan, banyak pihak yang sudah memberi tawaran promosi berbayar. ''Tapi, aku masih mau fokus ke tujuan awal. Kalau ada paid promote, takut idealisme tergoyahkan,'' ujarnya, lalu tertawa.
Berkat dedikasi mereka, para pencinta seni dan sastra bisa saling mengenal, bertegur sapa, bahkan berdiskusi dalam grup WhatsApp yang diberi judul Sobat Wara. ''Anggota sudah mencapai 92 peserta. Mereka aktif banget bikin puisi dan nonton bareng acara seni,'' jelasnya.
Bahkan, kini Wara-Wara Project sudah mulai merambah akun YouTube. Banyak konten yang lagi dipersiapkan Awali dan kawan-kawan. Mulai serba-serbi sastra dan seni, cover musik akustik, sampai talk show dengan pelaku seni. ''Kepikiran juga mulai nge-vlog di acara-acara seni,'' katanya. (via/c20/tia)
Berkat dedikasi mereka, para pencinta seni dan sastra bisa saling mengenal, bertegur sapa, bahkan berdiskusi dalam grup WhatsApp
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Road Trip MGEVC jadi Bukti Keunggulan Mobil Listrik
- Seniman Faida Rachma Soroti Isu Hunian dan Kepemilikan di Jakarta Biennale 2024
- Komunitas Bestie Till Jannah Perkuat Persahabatan Berlandaskan Nilai Islami Lewat Acara Spesial
- Film Berjudul ‘Seribu Bayang Purnama’ Menyuarakan Keresahan Para Petani
- Lewat Healthy & Fun with Community, Prodia Gencarkan Edukasi Kesehatan kepada Masyarakat
- Harumkan Nama Indonesia, PLN Raih PMO of The Year Regional Asia Pasifik di Amerika