Yuzhou Jadi Kota Kedua di Tiongkok yang Jalani Lockdown

Relawan juga mengunjungi rumah-rumah warga untuk menanyakan apa yang mereka butuhkan.
Ketegangan mulai terlihat
Warga di Xi'an semakin mengeluh di Weibo karena tidak dapat mengakses kebutuhan mereka.
Dalam satu video yang dibagikan secara luas, penjaga terlihat menyerang seorang pria yang mencoba mengirimkan roti kukus kepada anggota keluarganya.
Para penjaga kemudian meminta maaf kepada pria itu dan masing-masing didenda 200 yuan (sekitar Rp400 ribu), menurut pernyataan polisi Xi'an yang diposting di Weibo.
Strategi "tanpa toleransi" Tiongkok untuk mengkarantina setiap kasus, pengujian massal, dan mencoba memblokir infeksi baru dari luar negeri membantunya menahan wabah sebelumnya.
Namun, 'lockdown' yang diterapkan jauh lebih ketat daripada semua 'lockdown' yang terlihat di Barat, dan telah menimbulkan dampak yang luar biasa pada ekonomi dan kehidupan jutaan orang.
Artikel ini diproduksi oleh Hellena Souisa dari artikel ABC News.
Kota Yuzhou di Tiongkok telah dikunci, menjadi kota kedua di Tiongkok yang jalani 'lockdown', sementara penduduk kota Xi'an yang sudah terlebih dulu 'lockdown' mengaku sulit mengakses makanan dan kebutuhan esensial
Redaktur & Reporter : Adil
- Kabar Australia: Pihak Oposisi Ingin Mengurangi Jumlah Migrasi
- Dunia Hari Ini: Unjuk Rasa di Turki Berlanjut, Jurnalis BBC Dideportasi
- Dunia Hari Ini: Kebakaran Hutan di Korea Selatan, 24 Nyawa Melayang
- 'Jangan Takut': Konsolidasi Masyarakat Sipil Setelah Teror pada Tempo
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Krisis Telur, Sampai Terpaksa Impor
- Pemerintah Australia Umumkan Anggaran Baru, Ada Kaitannya dengan Migrasi