Zardari Diminta Ubah Citra Buruk
Senin, 08 September 2008 – 11:00 WIB
![Zardari Diminta Ubah Citra Buruk](https://cloud.jpnn.com/photo/uploads/berita/dir08092008/img0809200867471.jpg)
Seorang warga Pakistan melintas di depan baliho dengan gambar Asif Ali Zardari dan mendiang Benazir Bhuto.
ISLAMABAD – Setelah menang mutlak dalam pemilihan presiden Pakistan Sabtu (6/9), Asif Ali Zardari mulai mendapat banyak nasihat. Di antaranya agar dia mengubah citranya. Apalagi, meskipun telah menang dengan mengantongi 481 dari 702 suara, tetap saja banyak kalangan yang meragukan kemampuan Zardari untuk memimpin Pakistan. Belum lagi, banyak masalah kritis yang menanti segera diatasi. ’’Memang sangat banyak tantangan yang harus dihadapi,’’ tulis the News dalam editorialnya. ’’Sebagai langkah awal, dia harus secepatnya mengubah citranya sebagai politisi licik.’’ Media tersebut juga mengingatkan Zardari untuk berhati-hati agar jangan sampai melanggar janji yang diucapkannya sendiri. Tidak dimungkiri, sebagai orang yang pernah berkecimpung di dunia usaha, Zardari mempunyai hubungan dekat dengan AS. Bahkan, untuk memperbaiki hubungan dengan AS, Zardari janji memerangi terorisme. Itulah sebabnya, beberapa waktu lalu Menteri Luar Negeri AS Condoleezza Rice menyambut baik pencalonan Zardari.
Untuk itu, Zardari harus menghilangkan persepsi yang menganggapnya sebagai politisi licik. Selain itu, dia juga diharapkan segera memperbaiki perekonomian yang semakin memburuk. Agenda lain yang tidak kalah mendesaknya adalah memerangi militan yang semakin merajalela. Nasihat-nasihat tersebut disampaikan oleh berbagai surat kabar setempat terbitan Minggu (7/9). Yang paling mendesak dari nasihat tersebut adalah bahwa usaha mengubah citra.
Baca Juga:
The Dawn sepakat dengan ini. Dalam editorialnya, koran ini juga menuliskan bahwa mengubah citra tersebut mutlak diperlukan bagi seorang pemimpin negara. Sedangkan The Nation berpesan agar mengatasi militan, Zardari tidak egois. Sebaiknya, dia mendengarkan rakyat. Sebab, rakyat tidak hanya sensitif dalam hal itu. Selain itu, dalam menyelesaikan masalah sebaiknya jangan selalu mengandalkan militer.
Sementara itu, pasca serangan 11 September 2001, hubungan Amerika Serikat – Pakistan benar-benar berada di ujung tanduk. Karenanya, Zardari harus benar-benar menggunakan jabatannya untuk mengurangi krisis yang terjadi. ’’Sungguh bahaya bila ada (pasukan) AS yang menghancurkan “pintu” Pakistan,’’ tulis koran ini.
Baca Juga:
Sayangnya, naiknya Zardari sebagai presiden justru saat Pakistan menganggap AS sebagai ancaman. Khususnya setelah serangan oleh pasukan AS ke sebuah desa di perbatasan Afghanistan yang diduga sarang militan, Rabu (3/9). Seperti dilansir the News, hal itu membuat kedaulatan Pakistan terancam.
ISLAMABAD – Setelah menang mutlak dalam pemilihan presiden Pakistan Sabtu (6/9), Asif Ali Zardari mulai mendapat banyak nasihat. Di antaranya
BERITA TERKAIT
- Tegas, Sekjen PBB Menentang Pemindahan Paksa Warga Palestina dari Gaza
- Listrik Biarpet, Pak Menteri Salahkan Monyet
- Kim Jong Un Tegaskan Bakal Lebih Mengembangkan Kekuatan Nuklir Korut
- Presiden Erdogan: Tidak Ada yang Bisa Usir Warga Palestina dari Tanah Mereka
- Merespons Usulan Trump, Pejabat Saudi: Pindahkan Warga Israel ke Alaska dan Greenland
- Mbak Onijah Nekat ke Luar Negeri demi Dinikahi Berondong, Ternyata Zonk