Zaytun Gantar

Oleh: Dahlan Iskan

Zaytun Gantar
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - SYEKH Panji Gumilang punya banyak pilihan lokasi calon pesantren yang didirikannya. Ia pernah ke Sukabumi. Cari tanah luas di sana. Dapat. Pemilik tanah minta ikut memimpin pesantren.

Syekh Panji tidak mau. Gagal.

Lalu ke Banyuwangi. Tidak menemukan tanah luas. Lokasi yang ia incar sudah dikuasai keluarga Cendana. Lalu ke Lampung. Juga gagal.

Baca Juga:

Mencari lagi ke Subang. Dapat. Tetapi harga tanahnya tiba-tiba naik. Ia kalah bersaing dengan industri: tanah itu juga diincar Sinivasan. Jadilah lokasi itu pabrik Texmaco.

Panji terus ke timur. Pakai mobil Panther model jip. Yang rodanya sudah diubah menjadi mobil off road. Mobil itu siap untuk menerabas desa-desa yang belum ada jalan beraspal.

Prinsipnya: cari tanah murah. Jelek pun tak mengapa. Kian jauh dari Jakarta, mestinya, kian murah.

Baca Juga:

Panji terus ke timur. Masuk Indramayu. Ke pedalamannya. Dari desa ke desa. Terbacalah di salah satu gerbang desa: Desa Gantar.

Baru sekali itu ia tahu ada desa bernama Gantar. Asosiasinya langsung ke Gontor. Gantar dan Gontor. Mirip sekali.

SYEKH Panji Gumilang punya banyak pilihan lokasi calon pesantren yang didirikannya. Ia pernah ke Sukabumi. Cari tanah luas di sana. Ini yang terjadi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News