Zaytun Gontor

Oleh: Dahlan Iskan

Zaytun Gontor
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Kontrol kedisiplinan di Gontor memang ketat. Lewat struktur kepengurusan santri. Yang senior diberi wewenang untuk mengawasi yang junior. Mereka juga punya wewenang menjatuhkan hukuman bagi para pelanggar.

Pada saatnya Panji Gumilang menjadi senior di Gontor. Ia duduk di struktur kepengurusan santri. Ia pun bertekad selama setahun kepengurusannya tidak boleh terjadi satu pun kekerasan kepada junior.

Dari situ Panji Gumilang memang beda. Sejak remaja. Pun di tengah sistem yang keras.

Suatu saat santri mendapat pelajaran langsung dari pimpinan pondok Gontor: KH Zarkasyi.

Kiai Gontor itu menjelaskan mengapa Gontor hanya menerima santri laki-laki. Waktu itu.

"Mengurus satu santri perempuan lebih sulit daripada 1.000 santri laki-laki," ujar Panji menirukan kata-kata Kiai Zarkasyi.

Panji langsung ingin mengacungkan tangan. Ia ingin bertanya. Tetapi temannya mencegahnya. Tidak sopan santri menyela pembicaraan kiai.

Tentu Panji ingin interupsi karena tidak akan ada tanya jawab setelah itu.

KAPAN mimpi membangun pesantren Al Zaytun ini bermula? Sewaktu sekolah di Gontor Ponorogo? Itulah pertanyaan saya kepada Syekh Panji Gumilang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News