Zaytun Jas
Oleh: Dahlan Iskan
Dr Imam adalah putra pertama Syekh Panji. Ia juga lulusan UIN Syarif Hidayatullah, Ciputat, Jakarta. Lalu ke Selandia Baru. Ia kuliah manajemen di sana. Sampai bergelar MBA. Masih banyak lagi gelarnya yang lain. Usianya 55 tahun.
Semua yang naik podium mengawali salam dengan pekik "Merdeka!". Kecuali satu orang: wakil rektor. Ia bertugas membacakan SK kelulusan. Setelah mengucapkan Assalamualaikum ia langsung membaca SK.
Ia pun ditegur.
Dari tempat duduknya di panggung, Syekh Panji Gumilang menyela dengan suara keras. "Mana Merdekanya? Ulangi!" ujarnya.
Maka sang wakil rektor berhenti membaca SK. Ia mengulangi dari awal: Merdeka!
Syekh Panji sendiri, di podium, memulai dengan salam bahasa Arab, salam bahasa Ibrani dan salam bahasa Jawa: rahayuuu. Lalu mengajak hadirin bersama-sama menyanyikan satu ayat dalam kitab suci perjanjian lama, Taurat, dalam bahas Ibrani. Serasa di gereja.
Saya sendiri tidak mengucapkan salam apa pun. Langsung pidato ke materi persoalan. Hanya di akhir pidato saya memekikkan Merdeka!
Selesai wisuda, hadirin pindah ke ruang makan besar di sebelahnya. Di situ ada gamelan Jawa. Penabuhnya para guru Al Zaytun.