Zero ODOL Bisa Diterapkan Jika SDM di Jembatan Timbang & Daya Dukung Jalan Sudah Dibenahi
jpnn.com, JAKARTA - Praktisi transportasi dan logistik Bambang Haryo Soekartono mengatakan untuk bisa menjalankan kebijakan Zero Over Dimension Overload (ODOL), perlu ada pembenahan terhadap sumber daya manusia (SDM) dan perangkat peralatannya di jembatan timbang.
Jika itu belum dilakukan maka akan sulit bagi Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk menerapkan kebijakan tersebut.
Menurutnya, jumlah SDM di jembatan timbang itu sangat kurang dan peralatannya juga banyak yang sudah rusak.
Selain itu, dari total 141 jembatan timbang di seluruh Indonesia, sampai dengan sekarang ini hanya 25 jembatan timbang yang dibuka. Dan itupun tidak beroperasi 24 jam, tetapi hanya 8 jam saja.
“Ini kan sama saja dengan bohong jika mau secara serius menerapkan Zero ODOL,” ujarnya.
Dengan kondisi seperti itu, menurut Haryo, menunjukkan bahwa Kemenhub tidak memiliki sumber daya manusia yang cukup.
“Kalau tidak memiliki personel yang cukup, tidak mungkin Zero ODOL bisa dilaksanakan. SDM-nya aja enggak ada kok,” ucapnya.
Jadi, katanya, jembatan timbang itu harus dibenahi terlebih dahulu, terutama sumber daya manusia dan perangkat peralatannya.
Kemenhub akan kesulitan menerapkan kebijakan Zero ODOL jika SDM dan perangkat peralatannya di jembatan timbang tidak segera dibenahi.
- Pj Bupati Sumedang Siap Dukung Upaya Komisi V DPR Optimalkan Kinerja UPPKB Tomo
- Soal Zero ODOL, Asosiasi Produsen Pupuk Minta Toleransi Kelebihan Muatan
- Tertibkan Kendaraan ODOL, Kapolda Sumsel Tempatkan 9 Personel Polri di UPPKB Kertapati
- Zero ODOL Mustahil Bisa Diterapkan Jika Kelas Jalan Tidak Dibenahi
- MTI Beberkan Kunci Mewujudkan Zero ODOL
- Saran Pakar Transportasi agar Indonesia Zero ODOL, Kompleks!