Zona Aman, Petani Garap Sawah
Sabtu, 20 November 2010 – 08:42 WIB
Diakui oleh Minto, untuk menuju ke sawah miliknya agak kesulitan lantaran dijaga ketat oleh aparat polisi dan TNI. Bagi siapa saja yang bukan warga setempat dilaran melintas, terutama melalui jalur utama menuju kecamatan Cangkringan. Hanya saja masih banyak jalan-jalan tikus yang bisa dilalui. "Nek dicegat nggih ngendho lewat dalan liyane," tutur Minto diamini oleh Irfani,25 petani lainnya.
Baca Juga:
Kalau tidak nekat, imbuh Irfani, maka petani terancam tak bisa mengolah sawah meski status Merapi dinyatakan aman. Alasannya benih padi yang ada saat ini sudah siap tanam. "Kalau tak segera ditanam, bisa jadi nggak thukul karena benih ketuaan," jelas Irfani yang tiap sore mengungsi ke barak Plosokuning, Ngemplak. Daripada harus menanggung rugi terlalu banyak, menurut Irfani, satu-satunya jalan harus nekat.
Sawah tetap harus digarap tak boleh terlambat. "Sawah di daerah Cangkringan itu mengandalkan hujan. Jadi kalau kelewat kemarau tentu kami tak panen," katanya. Dia berharap kepada pemerintah agar tak hanya peternak sapi saja yang mendapat ganti rugi. Petanipun harus mendapat kebijakan yang sama. Yakni berupa penggantian benih padi. Atau setidaknya petani bisa mendapatkan bantuan untuk mengolah kembali lahan yang rusak terkena debu vulkanik.(yog)
SLEMAN- Pasca penurunan jarak radius aman di wilayah Cangkringan tak disia-siakan oleh para petani. Kendati begitu warga lereng Merapi yang berdomisili
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Gunung Semeru Erupsi Lagi, Tinggi Letusan 600 Meter
- Ungkap Kasus TPPO, Polres Muara Enim Bekuk 1 Tersangka
- Pj Gubernur Jateng Dampingi Wapres Silaturahmi dengan 3 Ribu Nasabah PNM Mekaar
- Korban Helen di BPR Fianka Tak Cuma Tukang Sayur, Polda Riau Bidik Tersangka Baru
- Polda Riau Mengerahkan 1.395 Personel untuk Pengamanan Pilkada 2024
- DPRD Kota Bogor Sosialisasikan Raperda P4GN, Tampung Aspirasi Warga