Zonasi PPDB 2022 Bikin Ortu Siswa Stres, 1 Kursi Dijual Rp 15 Juta?

jpnn.com, TANGERANG - Kader Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Kabupaten Tangerang, Banten, Sukardin menyoroti Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun 2022 di tingkat SMA/SMK.
Dia menilai sistem zonasi PPDB tingkat SMA/SMK membuat banyak orang tua siswa cemas dan ketakutan.
"Berdasarkan pantauan kami di lapangan sistem zonasi ini telah merampas hak anak untuk belajar di sekolah Negeri. Dan, sejak diterapkannya sistem zonasi ini mayoritas orang tua murid yang berdomisili jauh dari lokasi sekolah kerap dihantui rasa cemas dan ketakutan, karena anaknya secara otomatis tidak bisa menikmati pendidikan di sekolah Negeri," kata Sukardin di Tangerang, Minggu (19/6).
Karena itu, Sukardin yang juga pengamat Pendidikan itu mendesak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten mengevaluasi dan memperbaiki sistem PPDB 2022 di tingkat SMA/SMK.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Ristek, dan Teknologi (Kemendikbudristek) juga diminta mengevaluasi secara menyeluruh sistem PPDB jalur zonasi tersebut.
Dia menilai pemerintah saat ini tampaknya belum siap dalam menerapkan sistem zonasi PPDB.
Pasalnya, jumlah siswa lulusan SMP/sederat tidak sebanding dengan kuota dan jumlah SMA/SMK negeri.
Akibatnya, lanjut dia, para peserta didik yang bertempat tinggal jauh dari sekolah negeri harus menerima kekecewaan.
Sistem zonasi PPDB 2022 tingkat SMA/SMK membuat para orang tua siswa stres karena tempat tinggal jauh dari sekolah negeri.
- Gelar Topping Off, Sekolah Terpadu Sedaya Bintang Siap Buka Tahun Ajaran 2025/2026
- Berkas Kasus Pagar Laut Dilimpahkan ke Kejagung, Polisi Belum Temukan Kerugian Negara
- Waka MPR Dorong Pengembangan Kompetensi Berkelanjutan Bagi Guru Harus Dijalankan
- Pertamina Dorong Akses Pendidikan Local Hero Lewat Beasiswa
- Indonesia Hadir di Sidang CPD Ke-58 di New York, Dukung Pembangunan Berkelanjutan
- Waka MPR Lestari Moerdijat Minta Peningkatan Kualitas SDM Sejak Dini Segera Dilakukan